Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Hastag Ganti Presiden dan Gerakan Makar HTI

Gambar
Ajang menuju Pilpres 2019 kian menggema. Masing-masing pasangan menunjukkan simbol-simbol dukungannya. Pendukung Jokowi dengan simbol-simbol khas Pak Jokowi semacam JKW2P maksudnya dukungan kepada Pak Jokowi dua Periode dan PAS (Prabowo-Sandiaga) sebagai simbol dukungan kepada Pak Prabowo. Selain dari kedua pasangan itu, ada pula gerakan tagar atau hastag Ganti Presiden yang dikomandoi oleh seorang bunda enerjik-revolusioner beserta tokoh-tokoh pendukungnya. Kelompok ketiga inilah yang kemudian membawa tanda tanya besar bagi masyarakat Indonesia bahkan memicu konflik yang berkepanjangan dengan masyarakat diberbagai wilayah. Ada apa dengan gerakan Ganti Presiden? Agenda apa sebenarnya yang mereka usung sehingga membentuk anomali yang berbeda? Tidak mendukung Pak Prabowo terlebih kepada Pak Jokowi. Apakah ini sebagai sebuah poros ketiga yang bukan hanya sekedar berkeinginan mengganti Pak Jokowi dengan memilih Pak Prabowo dalam sebuah sistem demokrasi yang disebut Pilpres?  Ataukah

Bagaimanakah Sikap NU terhadap Wahabi dan Syiah?

Gambar
Misi berdirinya NU selain sebagai benteng NKRI yang dikala itu adalah sebagai kekuatan perlawanan terhadap kaum penjajah, juga memiliki misi sebagai benteng akidah Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) Sunni di Nusantara dari berbagai macam akidah yang menyimpang terutama Wahabi dan Syiah (Rafidhah). Dalam praktiknya, sikap penolakan NU terhadap Wahabi dan Syiah memiliki pola yang berbeda. Disatu sisi, NU menghadapi Wahabi dengan begitu tegas dan "ganas" sedangkan disatu sisi penolakan NU terhadap Syiah lebih moderat dan toleran. Mengapa demikian? Wahabi merupakan sekte takfiri (alhamdulillah sekarang sudah ada Wahabi Tobat) yang lantang dan terang-terangan menyerang amaliah dan tokoh-tokoh aswaja dengan tuduhan bid'ah (sesat), musyrik dan sebagainya. Proyek mewahabikan Nusantara yang sejak belum lahirnya NU (1926) hingga kini senantiasa gencar dilakukan melalui buku-buku bergenre dakwah atau merk sunnah, radio, televisi, situs dan website serta di zaman now ini

Konflik Yaman yang Tak Kunjung Usai

Konflik Yaman belum usai dan entah kapan akan usai. Konflik yang telah menewaskan banyak rakyat sipil yang tidak berdosa. Mereka layaknya umpan peluru dan senjata dari keganasan dan kearogansian negara yang bertikai. Konflik Yaman adalah peperangan antara dua kubu yakni kubu koalisi yang dipimpin Saudi cs melawan Syiah Houthi. Dalih Saudi ingin mensterilkan Yaman dari kekejaman Syiah Houthi karena sebagai antek Iran. Fakta dilapangan, yang tewas bukan hanya dua kubu namun juga rakyat sipil menjadi mangsa peluru mereka. Kubu koalisi Saudi tanpa ampun menghujani meriam dan peluru-peluru mereka kepada rakyat Yaman. Apakah Saudi cs salah sasaran ataukah memang sengaja ingin menunjukkan aksi kebiadabannya kepada masyarakat dunia bahwa mereka punya kuasa dan kendali untuk membantai siapapun. Faktanya, kekejaman koalisi Saudi hanya menjadi tontonan dunia. Ini adalah kekejaman dan kebiadaban setelah perang Palestina dan Suriah. Tak ada satupun negara yang berdaya dan bernyali untuk me

Maqam Tasawuf: Syariat, Thariqat, Hakikat dan Ma'rifat

Gambar
Komponen Islam terhimpun dalam tiga konsep yaitu akidah, syariah dan akhlak yang kemudian dikenalkan Rasulullah sebagai pilar Iman, Islam dan Ihsan. Jika iman mengatur urusan akidah (teologi), Islam tentang syariah (hukum) maka ihsan mengatur tentang aspek batiniyah (hati) yaitu pembentukan akhlak. Konsep tasawuf (sufistik) adalah alternatif atau salah satu jalan untuk mencapai kedekatan (taqarrub) kepada Allah yaitu membentuk kemuliaan akhlak (ihsan) baik kepada Allah maupun kepada manusia. Tanpa mengamalkan tasawuf, sebenarnya umat Islam bisa saja memiliki akhlak yang mulia dan budi yang luhur dengan catatan memahami dan menyelami setiap pesan filosofi dari praktik syariah. Memahami hakikat shalat, pesan puasa, makna dibalik perintah berzakat dan sebagainya. Dengan bertasawuf, seseorang akan senantiasa terjaga iffah (kesucian) baik lahiriah maupun batiniahnya. Lisannya terjaga, hatinya lembut, perkataannya mendamaikan manusia dan sikapnya yang selalu merendah dihadapan Allah

Mendunia Bersama Islam Nusantara

Gambar
Menguatnya Islam Nusantara di Indonesia dari ancaman gelombang radikalisme sebagai bukti bahwa Indonesia semakin mendunia. Islam Nusantara sebagai proteksi dari kelompok radikal-intoleran yang digawangi NU bukan hanya dibutuhkan oleh Indonesia tapi juga solusi bagi masyarakat dunia. Bukan hanya untuk dunia muslim tapi juga dibutuhkan semua masyarakat dunia yang merindukan perdamaian. NU sebagai basis keulamaan nusantara akan terus konsisten menebarkan Islam Rahmat dan Islam Rahmah yang berkarakter nusantara sebagai amanah dan warisan meneladani akhlak nabi. Melanjutkan tugas dakwah nabi yang penuh cinta. Melawan kaum pembajak Islam yang menampilkan karakter beringas, bar-bar, anti toleran dan takfiri. Relasi yang semakin baik dan patut diapresiasi bagi kita sebagai langkah membangun peradaban Indonesia menjadi mercusuar dunia adalah titik temu antara umara dan ulama atau relasi antara pemerintah dan agamawan. Beratunya tokoh nasionalis dan agamis merupakan ciri ideal masyarakat

Memperebutkan NU di Pilpres 2019

Gambar
Pendaftaran Capres & Cawapres sudah ditutup, dan ada 2 pasangan yang sudah mendaftar. Mereka adalah Joko Widodo - KH Ma'ruf Amin, dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Diperkirakan Pilpres mendatang akan lebih panas karena tidak cuma memperebutkan kursi RI 1 & RI 2, namun juga mempertaruhkan nama ormas Islam terbesar di Indonesia dan juga pertaruhan ideologi negara. Mengapa nama NU dipertaruhkan, padahal NU bukan organisasi politik? Karena Jokowi menggandeng pucuk pimpinan NU sebagai wakilnya, yakni KH Ma'ruf Amin yang saat dipilih Jokowi masih menduduki jabatan Rais Aam NU, sebuah jabatan tertinggi di tubuh NU. Walau KH Ma'ruf Amin kan meninggalkan jabatan yang paling bergengsi NU karena menjadi cawapres, namun nama besar NU tetap dipertaruhkan dalam kancah Pilpres. Jika calon dari NU menang, mereka yang memang sejak dulu anti NU akan terus menyerang NU. Apalagi jika sampai kalah, maka mereka akan semakin besar kepala dan menganggap NU itu ternyata lemah, se

Nasionalisme yang Kian Pudar

Gambar
Nasionalisme atau cinta tanah air kian hari kian pudar. Memudarnya semangat nasionalisme bisa dilihat disemua kalangan, baik pelajar maupun orang tua. Dikalangan pelajar dan remaja, banyak yang tidak hafal dengan teks Pancasila, lagu-lagu nasional hingga tokoh-tokoh pahlawan beserta kisah perjuangan hidupnya. Anak zaman now dominan asyik dan hafal dengan game online-nya sehingga miskin nasionalisme. Banyak diantara mereka yang lebih akrab dengan budaya Barat dan dekat dengan budaya-budaya  ading. Ditambah lagi, kian maraknya ideologi radikal atas nama agama yang dibawa dan diperkenalkan oleh mereka yang berpenampilan layaknya ustadz atau pendakwah. Diperparah lagi dengan serbuan situs-situs dakwah online yang dapat mudah dinikmati disosial media. Dikalangan orang tua juga tidak kurang parahnya tentang mundurnya sikap nasionalisme. Orang tua zaman now lebih banyak mengangungkan budaya pop dan hedonisme walau tidak semua. Sehingga budaya-budaya lokal tidak lagi mereka pakai dan

Gaya Politik Jokowi: Menang Tanpa Merendahkan

Gambar
Gayanya memang kalem, lembut dan gestur yang kurus ramping. Presiden yang dikenal dengan gaya blusukannya. Namanya Joko Widodo.  Bagi pembencinya, Jokowi dicap sebagai anti ulama, anti Islam, pro asing dan aseng. Karena gayanya yang kalem itulah, Jokowi banyak diremehkan banyak orang sehingga tidak sedikit yang membully-nya.  Termasuk yang sangat mencengangkan dan mengagetkan adalah keputusannya menggandeng ulama sebagai calon wapresnya di ajang Pilpres 2019 mendatang. KH. Ma'ruf Amin berhasil mengungguli kandidat cawapres pendamping Jokowi diantara kader NU lainnya.  Selama ini, kader NU selalu mewarnai jalannya pemerintahan karena digandeng sebagai wakil presiden walaupun tidak selalu.  Kiai Ma'ruf berhasil mengungguli Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Romahurmuziy (Gus Romi)  dan Prof. Mahfud MD. Nama yang terakhir ini sebelumnya telah menguat dan mengerucut sebagai cawapres dari Jokowi. Namun karena dinamika politik akhirnya Mahfud MD batal menjadi cawapres Jok

Sang Super Hero dari Timur

Gambar
Momentum kali ini, 17 Agustus 2018 sangat suprise dan istimewa. Istimewa karena peristiwa heroik seorang anak SMP yang memanjat tiang bendera saat upacara kemerdekaan karena tali pengerek bendera terputus sehingga upacara tetap dapat dilanjutkan. Namanya adalah Johanis Gama Marshal Lau.  Siswa kelas 1 SMP Silawan Kota Atambua, NTT. Namanya semakin viral karena aksi heroiknya memanjat tiang bendera pada saat Upacara Hut RI Ke-73. Karena jasanya ini, ia ditempatkan posisi terdepan dekat dengan inspektur upacara. Orang tuanya pun mendapatkan berkah dari aksinya sehingga rumah kedua orang tuanya direnovasi pemerintah daerah. Tak hanya itu, Johanis juga mendapatkan beasiswa selama pendidikannya hingga kependidikan militer dan ia beserta kedus orang tuanya mendapat perlakuan yang sangat istimewa karena mendapat undangan dari presiden RI bapak Jokowi. Peristiwa ini sebagai pelajaran bagi kita semua bahwa sekecil apapun perjuangan kita jika dilakukan dengan ikhlas maka akan berbuah besa

Hukum Hormat Bendera dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan menurut Islam

Gambar
1. Hukum Hormat Bendera Menurut Islam Menghormati bendera termasuk sesuatu yang tidak dibahas secara eksplisit di dua sumber hukum Islam Al-Quran dan al-hadits mengingat upacara bendera itu dulu tidak umum dulakukan. Sebagian ulama mengambil dalil dari kedua sumber yang kira-kira agak relevan dengan masalah ini. ✅ PENDAPAT YANG MEMBOLEHKAN HORMAT BENDERA 👉 Syekh Athiyah Shaqar, mantan ketua majelis Fatwa Al-Azhar Mesir mengatakan bahwa menghormati bendera diperbolehkan karena bukan ibadah. فتحية العلم بالنشيد أو الإشارة باليد في وضع معين إشعار بالولاء للوطن والالتفاف حول قيادته والحرص على حمايته، وذلك لا يدخل فى مفهوم العبادة له، فليس فيها صلاة ولا ذكر حتى يقال : إنها بدعة أو تقرب إلى غير الله Artinya: Menghormati bendera dengan lagu atau isyarat tangan dalam situasi tertentu itu menunjukkan kesetiaan pada tanah air, berkumpul di bawah kepemimpinannya, dan komitmen untuk mendukungnya. Sikap itu tidak masuk dalam pengertian ibadah kepada bendera itu. Penghormatan bendera b

Arti Merah Putih Bagi NU

Gambar
Apapun yang terjadi, NU akan selalu mencintai NKRI. Cinta segenap jiwa raga yang takkan dapat tergantikan dengan iming-iming apapun. Oleh karenanya, NU selalu siap siaga dan patroli tiada henti menjaga NKRI. Semboyannya, NKRI Harga Mati. Jika NKRI mati maka matilah NU dan jika NU mati maka tamatlah riwayat NKRI. Jika NU masih hidup, jangan pernah bermimpi untuk mematikan NKRI. Bersiaplah padam ditangan NU jika ingin memusnahkan NKRI. Sebesar apa cintanya NU kepada NKRI? Tak habis dituliskan dengan kata-kata. Tak dapat dilukiskan dengan kanvas apapun. Tak selesai digambarkan dengan banyaknya tinta. Bahkan bidadari cantikpun takkan bisa merayu dan menggoda NU untuk berpaling kepada NKRI. Sebelum NKRI ini lahir alias masih dalam kandungan dan alam rahim, NU sudah merawat negeri nusantara ini. Setelah NKRI lahir hingga hari ini, NU terus menjaganya tak kenal lelah dan tak pernah berharap upah. Berbagai upaya terus dilakukan penjajah untuk merenggut NKRI dari tangan NU dengan berbaga

Bersiaplah Menghadapi Kelompok Anti NU dan Anti NKRI!

Gambar
Apapun resikonya, NU akan selalu konsisten menjaga NKRI. Tak heran jika sikap ketegasannya dalam menjaga NKRI ini, NU kerap dihina, dicaci, difitnah dan dimaki-maki oleh gerombolan anti NKRI. Mulai tokoh dan ulama NU yang paling sepuh hingga warga NU akar rumput tak pernah luput dari keganasan dan kebengisan kelompok ini. Dihina dan dicaci bukanlah pilihan namun demi menjaga NKRI dari kelompok perusak, bagi NU tak mengapa. Dihina dan direndahkan memang tak nyaman namun melepaskan NKRI dari cengkeraman kaum radikal lebih menyakitkan dan menjadi musibah besar. Hidup dan mati akan selalu setia kepada NKRI, begitulah semboyan NU yang takkan dapat ditawar dan  takkan dapat digoyahkan. Dua tanggung jawab besar yang selalu dijaga oleh NU adalah menjaga NKRI sebagai warisan dari ulama pendiri bangsa dan menjaga akidah Aswaja di Nusantara sebagai warisan dari ajaran kanjeng nabi Muhammad saw. Dua amanah yang sama beratnya. Dan NU bersyukur menjaga dua amanah besar ini sebab hanya ormas y