Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

'Semut Merah' Menjerat Gus Dur

Gambar
Zunus Muhammad Dalam sepekan terakhir, sebelum peringatan satu dasawarsa meninggalnya KH Abdurrahman Wahid, buku ‘Menjerat Gus Dur’ sudah ludes di pasaran. Buku terbitan Numedia Digital Indonesia itu menjadi polemik sekaligus perbincangan luas di kalangan masyarakat. Penyebabnya tak lain karena investigasi yang dipaparkan penulis memuat keterlibatan tokoh-tokoh besar yang turut dalam proses penjatuhan Gus Dur. Salah satu bagian terpenting dari karya Virdika Rizky Utama ini adalah dilampirkannya dokumen rahasia yang ditulis Fuad Bawazier. Dokumen empat halaman tersebut berupa surat laporan terkait rencana-rencana yang sudah dilakukan untuk menjatuhkan Gus Dur. Surat yang dikirim ke Akbar Tandjung pada 29 Januari 2001 itu, mengungkap pelaksanaan rencana yang diberi nama ‘Sekenario Semut Merah’. Di dalamnya terdapat nama-nama dengan tugas masing-masing orang yang sudah dilaksanakan. Fuad Bawazier, Menteri Keuangan Kabinet Pembangunan VII itu menjadi ‘kepala operasi’ dan membagi

Mengapa Kita Harus Bermadzhab?

Gambar
Oleh: Al Habib Novel Bin Muhammad Alaydrus Soalan: Kenapa kebanyakan umat Islam dalam beribadah memakai mazhab Imam Syafi'i, Maliki, Hanafi atau Hambali, bukankah yang benar adalah yang mengikuti Al Qur’an dan Sunnah (Hadits)? Kenapa tidak kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah saja? Jawab : Satu pertanyaan yang menarik, mengapa kita harus bermazhab? Mengapa kita tidak kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah saja? Kalimat "Mengapa kita tidak kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah saja?" Seakan-akan menghakimi bahwa orang yang bermazhab itu tidak kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah. Penggunaan kalimat "Mengapa kita tidak kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah saja?" tersebut telah menyebabkan sebahagian orang memandang remeh ijtihad dan keilmuan para ulama, terutama ulama terdahulu yang sangat dikenal kesalehan dan keluasan ilmunya. Dengan menggunakan kalimat "Mengapa kita tidak kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah saja?" Sekelompok orang sebenarnya seda

Pengajian Nyentrik ala Cak Nun

Gambar
Fahmi Agustian Kalau mendengar kata pengajian, mungkin yang terbayang di benak teman-teman adalah sekumpulan orang berkumpul duduk dalam suatu majelis, umumnya yang hadir berbaju koko putih-putih. Bisa di ruang tertutup atau terbuka, mendengarkan seorang ustadz atau kiai berceramah di depan. Gambaran seperti itu yang memang banyak hadir di media massa atau media sosial sehingga sangat bisa dipahami bila banyak orang pun melihat Sinau Bareng tak ubahnya seperti pengajian pada umumnya. Namun bila teman-teman mengikuti Sinau Bareng Cak Nun dan KiaiKanjeng, akan terasa bahwa ia memiliki banyak perbedaan dengan pengajian umumnya. Saking berbedanya, terkadang masyarakat awam dengan bekal konsep pengajian yang dipahami dari arus media utama berkomentar terhadap Sinau Bareng dengan “Pengajian kok begitu?”. Dengan melihat perkembangan dari waktu ke waktu Sinau Bareng yang ‘begitu itu’, ia semakin digandrungi generasi millenial–terlihat sangat antusias hadir di setiap Sinau Bareng kapanpu

NU-Muhammadiyah, Saudara yang Tak Selalu Mesra

Oleh Suryono Zakka Memang begitu faktanya. Hubungan kakak adik antara Muhammadiyah dan NU disetiap masa selalu dramatis, kadang dekat kadang jauh. Namanya juga kakak adik. Kalau sang kakak lebih banyak diam, kalau sang adik lebih banyak guyon. Jika NU lebih sibuk ngopeni Pesantren dan masyarakat tradisionalis maka Muhammadiyah  fokus pada kesehatan dan pendidikan modernis. Mewakili karakter sang pendirinya, mbah Hasyim membangun masyarakat secara kultural sedangkan mbah Dahlan membangun masyarakat urban. Sebuah harmoni hubungan erat kakak dan adik yang patut diteladani dalam membangun negeri ini. Dikancah politik, Nasib NU dan Muhammadiyah juga berbeda. Di masa Orba, NU digencet dan dipinggirkan oleh rezim seolah anak tiri sedangkan Muhammadiyah menjadi anak emas yang selalu disayang dan ditimang-timang. Sebaliknya, dimasa sekarang mungkin NU yang dekat dengan pemerintah sehingga mayoritas suara politik NU pro pemerintah. Walau NU dan Muhammadiyah bukan partai politik, rasanya

Gus Dur dan Karpet

Gambar
Gus Dur meminta Pak Acun untuk mencarikan karpet. “Ukurannya 2 x 1 meter. Carilah, dan bawa ke sini. Bawa uang 300ribu, Pak.” Pak Acun mengangguk. Pak Acun menuruti perintah Gus Dur. Segera saja Pak Acun berkeliling Jakarta, dari satu pusat perbelanjaan ke pusat perbelanjaan berikutnya. Ia mencari karpet berukuran 2 x 1 meter, sebagaimana permintaan Gus Dur. Setelah berkeliling ke sana ke mari, Pak Acun gagal menemukan karpet berukuran tersebut. Ia kembali ke hadapan Gus Dur dan melaporkan kegagalannya. “Cari lagi, hingga ketemu!” pinta Gus Dur. Pak Acun pun mengangguk lagi. Berusaha memenuhi permintaan Gus Dur kembali. Sementara itu, kondisi Gus Dur semakin kritis. Para tamu tidak lagi diperbolehkan untuk menjenguknya. Di ruang itu, yang tinggal hanyalah istri tercinta dan putri-putrinya. Gus Dur masih bisa berbicara, memberikan nasihat-nasihat dan petuah-petuah para putri-putrinya yang terkasih. “Jadilah orang yang sabar. Cintailah semua orang. Jangan biarkan dirimu d

Ketika Seorang Ustadz Memboikot Produk China

Gambar
Saking bencinya pada China, seorang ahli agama bilang ke istrinya : "Umi nanti malam Ane mau ngajak teman-temanku ke rumah mau bicarain DEMO ke Kedubes China. Ane minta di rumah ini JANGAN ADA barang yang Made In China!" Katanya tegas sambil melotot. Perintahnya itu untuk menunjukkan bahwa dia sangat konsisten untuk memerangi China yang sudah sewenang-wenang terhadap muslim Uighur itu. Dan ia akan mengajak umat untuk MEMBOIKOT semua produk buatan China. Malamnya ketika sampai dirumah dengan rombongan temannya, ia kaget melihat jendela, pintu, hilang. Bahkan semua perabot gak ada sama sekali, mulai dari Lampu, Televisi, Karpet gak ada, semua kosong melompong! Tiba-tiba ia kaget setengah hidup, saat muncul istrinya  telanjang bulat menyambutnya. "Umi! Apa-apaan yang kau perbuat ini! Ane hanya menyuruh membuang produk buatan China, kok malah rumah habis-habisan, bahkan bugil, udah BAHLUL ya?!" Bentak suaminya menahan amarah. Sang istri dengan tenang menja

Amplop Habib Luthfi bin Yahya

Gambar
Ada sebuah peristiwa yang sampai saat ini masih saja membekas dalam ingatan tentang Habib Luthfi Bin Yahya. Malam itu, ketika aku duduk berdesak-desak dengan para tetamu yang memenuhi ruangan itu, tiba-tiba beliau menunjukkan kepada semua yang hadir itu sesuatu yang di luar dugaan. Manakala beberapa orang tamu dari berbagai daerah itu tengah menyampaikan keluh kesah mereka, tanpa malu-malu beliau membuka amplop yang bertebaran di atas meja. Dikeluarkan isinya. Lalu ditumpuk di atas meja. Mula-mula, aku merasa tak nyaman dengan pemandangan itu. Sebab, isi amplop itu semuanya lembaran uang. Ada yang berwarna merah, ada pula yang berwarna biru. Semua uang itu tak lain berasal dari pemberian secara cuma-cuma dari para tetamu. Itulah yang membuatku agak risih. Rasanya kok seperti kurang etis jika hal itu dilakukan di hadapan para tamu yang ada di situ. Semua isi amplop itu dikeluarkan. Tanpa satu pun tertinggal. Tak dihitung memang oleh Habib Luthfi. Tetapi, kalau aku perkirakan, bis

Ahli Fiqh yang Nadir

Gambar
Saya membaca kitab unik, yang berjudul Nawadir al-Fuqaha, karya Muhammad bin al-Hasan at-Tamimi al-Jauhari (wafat tahun 350 H atau sekitar 961 M). Bukan hanya judul dan isi kitabnya yang aneh, tapi juga sosok penulisnya. Gimana ceritanya? Pertama, nawadir itu jamak dari kata nadir (نادر). Artinya: aneh, jarang, langka, berbeda sendiri, tak ada taranya, dan makna sejenisnya. Banyak yang salah mengartikannya dengan titik terendah dalam astronomi. Kalau makna terakhir ini maksudnya nazhir (نظير). Nah, dalam kitab ini, pengarangnya mencatat sejumlah pendapat yang aneh dan berbeda dari para fuqaha. Maksudnya gini. Beliau terlebih dahulu menyebutkan kesepakatan para fuqaha dalam satu masalah, kemudian beliau cantumkan pendapat yang menyelisihi kesepakatan tersebut. Ini yang beliau maksud dengan keanehan (baca: kenadiran) pendapat para fuqaha (ahli fiqh). Kedua, sosok penulisnya juga ternyata aneh. Muhaqqiq (editor) dari kitab ini tidak bisa menjelaskan sosok sebenarnya dari pengaran

Benarkah Kirim Al-Fatihah Tidak Syar'i?

Gambar
Jika ada persoalan khilafiyah apalagi masalah klasik seyogyanya disampaikan keduanya. Kali ini ada kajian di wilayah pemerintah yang justru mengambil pendapat yang banyak bertentangan dengan amalan rakyatnya sendiri. Benarkah tidak disyariatkan baca Fatihah untuk orang yang sudah wafat? Berikut penjelasan dari ulama Syafi'iyah: قَالَ السُّبْكِيُّ تَبَعًا لِابْنِ الرِّفْعَةِ ... الَّذِي دَلَّ عَلَيْهِ الْخَبَرُ بِالِاسْتِنْبَاطِ أَنَّ بَعْضَ الْقُرْآنِ إذَا قَصَدَ بِهِ نَفْعَ الْمَيِّتِ نَفَعَهُ إذْ قَدْ ثَبَتَ أَنَّ الْقَارِئَ لَمَّا قَصَدَ بِقِرَاءَتِهِ نَفْعَ الْمَلْدُوغِ نَفَعَتْهُ وَأَقَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَلِكَ بِقَوْلِهِ { وَمَا يُدْرِيكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ } وَإِذَا نَفَعَتْ الْحَيَّ بِالْقَصْدِ كَانَ نَفْعُ الْمَيِّتِ بِهَا أَوْلَى لِأَنَّهُ يَقَعُ عَنْهُ مِنْ الْعِبَادَاتِ بِغَيْرِ إذْنِهِ مَا لَا يَقَعُ عَنْ الْحَيِّ Al-Subki: “Berdasar dalil hadis jika sebagian Quran diniatkan untuk mayit, maka manfaat. Seperti hadis bahwa ada sahaba

Inilah Ciri NU Abal-Abal

Gambar
1. Ngaku NU tapi alergi dengan Kiai Said. Secara demokratis, Kiai Said adalah pemimpin terpilih. Ini real.. Fakta yang tidak bisa dipungkiri. Ditambah menuduh beliau Syiah, Liberal dll. Di saat yang sama diam-diam ia jatuh hati pada Sugik, Felix, Rahmat Baequni dll. Masya allah.. Mesra sekali.. 2. Ngaku NU malah ngece-ngece Banser. Banser iki Banom NU kang.. Saya yakin, yang type begini belum pernah ikut MKNU, PKD, Makesta IPNU/IPPNU dan segala diklat kursus NU. Di matanya sih NU hanya sebatas tahlil dan Marhabanan. 3. Ngaku NU tapi sepakat dengan orientasi HTI. Ini aneh banget.. NU itu Nasionalis-Agamis, sedang HTI adalah Separatis atau golongan yang akan membuat negara baru dalam negara. Bodohnya lagi, ia percaya dengan isu dihembuskan HTI bahwa NU disusupi PKI. Padahal, PKI sudah dibumihanguskan oleh Banser. Padahal, PKI dan HTI di mata Konstitusi sama terlarangnnya. Mereka ini teriak PKI kepada orang yang telah membumihanguskan PKI. 4. Ngaku NU tapi tidak

Berkah Kiai

Gambar
Oleh: Ahmad Ishomuddin Kyai dalam Bahasa Jawa adalah sebutan untuk sesuatu atau sosok yang dihormati dan dimuliakan, sehingga sebilah keris ada yang dinamai Kyai Nogo Sosro dan demikian juga bahkan untuk seekor kerbau di Keraton Yogyakarta yang terkenal dinamai Kyai Slamet. Namun dalam tulisan ini yang saya maksud dengan sebutan "kyai" tiada lain sebutan untuk sosok orang berilmu agama mendalam dan sekaligus dimuliakan, yang dalam bahasa Agama Islam dinamakan ulama, bentuk jamak dari 'Alim (orang berilmu). Kyai yang sesungguhnya dalam perspektif ajaran Islam adalah sosok tokoh yang dihormati dan dimuliakan karena ia membawa warisan dari Rasulullah, ia adalah pewaris ilmu dan perilaku mulia para Nabi terdahulu. Berkaitan dengan hal tersebut Rasulullah pernah bersabda, إن الأنبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما إنما ورثوا علما ومن أخذ أخذ بحد وافر "Sesungguhnya para Nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham, para Nabi itu hanya mewariskan ilmu. Barangsiapa yang

Syekh Al-Azhar Ucapkan Selamat Natal untuk Paus

Gambar
Al-Azhar melalui Pemimpin Tertingginya Grand Syekh menyampaikan dengan tulus ucapan selamat merayakan Hari Natal kepada Paus Fransiskus dan seluruh umat kristiani di dunia. Dengan harapan, membawa kebahagiaan bagi umat kristiani, serta keamanan dan perdamaian bagi umat manusia. Dalam kesempatan ini, Al-Azhar menegaskan kokohnya hubungan Islam-Kristen. Terkhusus dalam konteks upaya bersama Grand Syekh dan Paus Fransiskus dalam memperkuat dialog antar agama, memantapkan nilai perdamaian dan keharmonisan antar bangsa dan peradaban. Hal itu dicerminkan oleh penandatanganan dokumen koeksistensi terpenting dalam masa modern oleh Grand Syekh dan Paus Fransiskus yaitu Watsiqah Al-Ukhuwwah Al-Insaniyah, dokumen persaudaraan kemanusiaan. Diikuti kerjasama untuk mewujudkan butir-butir dokumen tersebut secara nyata melalui Komisi Tinggi Untuk Persaudaraan Kemanusiaan.

Tujuh Pendekar Fiqh dari Madinah

Gambar
Kalau anda penggemar serial silat Legenda Pendekar Pemanah Rajawali, anda pasti ingat bahwa pendekar Kwee Cheng pertama kali berguru kepada tujuh pendekar aneh dari kota Kanglam. Nah, kali ini saya mau cerita tentang tujuh pendekar fiqh dari kota Madinah. Gak nyambung? Biarin aja! Tujuh fuqaha dari Madinah ini merupakan bagian penting dari sejarah perkembangan hukum Islam. Mereka adalah para Tabi’in yang berguru kepada para Sahabat Nabi yang masih tinggal di kota Madinah. Keberadaan mereka mendahului 4 mazhab fiqh yang kita kenal (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali). Sayangnya kiprah mereka jarang dibahas. Tujuh Fuqaha Madinah ini jagoan fiqh pada masanya. Mereka menjadi rujukan umat. Pada tahun-tahun menjelang mereka wafat, barulah lahir Imam Malik bin Anas. Jadi, boleh dibilang kiprah ketujuh fuqaha Madinah ini kelak diteruskan oleh Imam Malik. Berarti yang kita tengah bahas ini adalah periode sebelum lahirnya mazhab Maliki di Madinah. Pengaruh ketujuh fuqaha tidak hanya te

Nawawi Al-Bantani Sang Ulama Hafidz Qur'an

Gambar
Nama lengkapnya adalah Abu Abdul Mu’ti Muhammad bin Umar bin Arbi bin Ali Al-Tanara Al-Jawi Al-Bantani. Ia lebih dikenal dengan sebutan Muhammad Nawawi Al-Jawi Al-Bantani. Dilahirkan di kampung Tanara, kecamatan Tirtayasa, kabupaten Serang, Banten. Pada tahun 1813 M atau 1230 H. Ayahnya bernama Kyai Umar, seorang pejabat penghulu yang memimpin masjid. Dari silsilahnya, Nawawi merupakan keturunan kesultanan yang ke 12 dari Maulana Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati, Cirebon), yaitu keturunan dari Putra Maulana Hasanuddin (Sultan Banten I) yang bernama Sunyara-ras (Tajul ‘Arsy). Nasabnya bersambung dengan Muhammad melalui Imam Ja’far Assidiq, Imam Muhammad Al-Baqir, Imam Ali ZainAl-Abidin, Sayyidina Husain, Fatimah Al-Zahra PERJALANAN INTELEKTUAL SANG PUJANGGA SEJATI 1 Pada usia lima tahun Syekh Nawawi belajar langsung dibawah asuhan ayahandanya. Di usia yang masih kanak-kanak ini, beliau pernah bermimpi ber-main dengan anak-anak sebayanya di sungai, karena merasakan haus ia m

Akankah Nasib FPI Sama dengan HTI?

Gambar
Sebelum melanjutkan tulisan ini, saya pengin berucap: “Apa kabar, Front Pembela Islam (FPI)?” Masihkah FPI bertahan di tengah mayoritas masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) Indonesia? Pertanyaan tersebut sebenarnya sikap pesimis saya terhadap masa depan FPI di Indonesia setalah berbulan-bulan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab tidak kunjung kembali ke Indonesia. Keresahan dan kegersangan jiwa pengikutnya hari demi hari, bahkan waktu demi waktu semakin terasa. Mereka sadar, FPI berada di tengah gelombang besar yang dapat melumat dan menenggelamkannya. Sebelum dilanjutkan kenapa FPI sebaiknya ditenggelamkan di Indonesia, alangkah lebih baiknya saya kutip surah al-Isra’ ayat 81: Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. Ayat tersebut menjelaskan tentang kebenaran dan kebatilan. Sesuatu yang benar akan tetap bertahan dan langgeng, sementara sesuatu yang batil akan hancur dan sirna. Kebenaran, seb

Ketika Sahabat Nabi Berbeda Pandangan Tentang Hukum

Gambar
Seorang ulama besar dalam bidang hadits, sejarah dan fiqh yang bernama Abu Bakr Ahmad bin Ali bin Tsabit bin Ahmad bin Mahdi as-Syafi’i (1002 - 1071 M) menulis kitab berjudul al-Faqih wal Mutafaqqih. Ulama ini masyhur dengan julukan al-Khatib al-Baghdadi (pengkhutbah dari Baghdad) karena posisi ayahnya yang terkenal sebagai khatib di Baghdad. Dalam kitabnya juz 1, halaman 404, nomor riwayat 738 tercantum pernyataan Umar bin Abdul Azis: ‎ما سرني لو أن أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم لم يختلفوا، لأنهم لو لم يختلفوا، لم تكن رخصة، “Aku tidak bahagia seandainya para Sahabat Nabi Muhammad Saw tidak berbeda pandangan, karena sungguh jikalau mereka tidak berbeda, tidaklah akan terjadi rukhshah (keringanan dalam beragama).” Pernyataan Umar bin Abdul Azis ini masyhur di kalangan ulama. Maksudnya adalah karena para sahabat Nabi itu  orang-orang yang adil (kulluhum ‘udul), dan mereka paling paham mengenai ajaran Islam yang dibawa Rasulullah, maka mengikuti salah satu pendapat sahabat Nab

Dua Kelahiran Nabi Muhammad

Gambar
Nabi Muhammad Saw. mempunyai dua kelahiran yaitu kelahiran biasa dan kelahiran khusus. Kelahiran biasa Nabi Muhammad Saw adalah kelahiran beliau dari perut sang ibu seperti seorang manusia pada umumnya. Sedangkan kelahiran khusus adalah berpindahnya Nur Nabi Muhammad Saw dari Sayyid Abdullah yang jatuh ke dalam rahim Sayyidah Aminah. Pada mulanya Nur itu dibawa oleh Nabi adam kemudian pindah ke dalam tubuh nabi Nuh, nabi Ibrahim, nabi Ismail kemudian pada akhirnya dibawa oleh Abdullah. Merupakan suatu keistimewaan tersendiri bagi seorang Nabi yang pernah membawa Nur Muhammad tersebut. Kelahiran Nabi Muhammad seperti manusia pada umumnya terjadi pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun 571. Sedangkan lahirnya nur Muhammad yang disebut-sebut sebagai kelahiran khusus terjadi pada tanggal 10 Rajab tahun 570 pada hari kamis malam jum’at yaitu malam pertama berkumpulnya Abdullah dan Aminah setelah pernikahan mereka. Pada malam itulah nur Muhammad yang awalnya tersimpan kokoh di d

Benarkah Umat Islam Akhir Zaman Akan Berperang denga Kaum Mata Sipit dan Hidung Pesek?

Gambar
*KAJIAN TENTANG BANGSA TURK (BERMATA SIPIT) ITU BANGSA CINA ATAU YA'JUJ MA'JUJ* Sebagian teman-teman FB, WhatsApp dan media sosial lainnya sedang digegerkan hadits tentang tanda kiamat yang dipolitisir dan digoreng oleh oknum yang dampaknya meresahkan umat islam. Hadits tersebut menjelaskan bahwa tanda kiamat itu di antaranya umat Muslim memerangi suatu kelompok bermata sipit dan berhidung pesek. Sebagian Muslim yang kurang suka dengan orang cina, pasti mengasumsikan sipit dan pesek tersebuat adalah orang cina. Padahal hadits itu tidak menyebutkan bangsa cina secara spesifik. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ التُّرْكَ، قَوْمًا وُجُوهُهُمْ كَالْمِجَانِّ الْمُطْرَقَةِ، يَلْبَسُونَ الشَّعَرَ وَيَمْشُونَ فِي الشَّعَرِ. “Kiamat tidak akan terjadi,” kata Nabi dalam salah satu haditsnya, “sampai kalian memerangi sekolompok orang