Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Waspada Media Wahabi-Takfiri

Gambar
Oleh Suryono Zakka Ada perbedaan mendasar antara ideologi Wahabi dengan Aswaja. Bagi masyarakat yang tidak paham tentang belantara online, akan mudah terperangkap kedalam media Wahabi. Mulanya berniat belajar dan menimba ilmu secara online akhirnya membaca media Wahabi, terinveksi virus radikal-takfiri. Berikut ciri-ciri media online, buku dan tulisan yang dimotori oleh Wahabi, diantaranya: 1. Media Wahabi selalu mengagungkan Muhammad Bin Abdul Wahab (MBAW), yakni pendiri sekte Wahabi yang dipercaya pengikutnya sebagai tokoh pemberantas bid'ah. Faktanya, MBAW ini adalah tokoh takfiri yang disokong oleh dinasti Saud dan Inggris membelot pada khalifah Turki Ustmani. Setelah Turki Utsmani yang bermadzhab Sunni runtuh, MBAW mendirikan sekte Wahabi di Saudi. Lahirnya sekte Wahabi-Saudi, ditandai dengan aksi pemusnahan situs bersejarah, makam sahabat hingga kubah makam Nabi. Ulama Nusantara kemudian mengutus delegasi Komite Hijaz yang intinya intruksi kepada Saudi agar kubah m

Syaikhah Hajjah Rangkayo, "Kartini" yang Terlupakan

Gambar
"Kartini" yang tidak pernah dimunculkan profilnya. Pengaruhnya dalam dunia pendidikan begitu nyata. Bahkan sekaliber Al-Azhar Mesir pun terinspirasi dari tindakan beliau. Dan, point yang tidak kalah penting, pakaian anggun dengan kerudung yang menutup dada itu sudah lama ada sebelum Indonesia merdeka.. Allahu Akbar.. Syaikhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyyah (1900-1969) adalah salah satu pahlawan wanita milik bangsa Indonesia, yang dengan hijab syar'i-nya tak membatasi segala aktifitas dan semangat perjuangannya. Rahmah, begitu ia biasa dipanggil, adalah seorang guru, pejuang pendidikan, pendiri sekolah Islam wanita pertama di Indonesia, aktifis kemanusiaan, anggota parlemen wanita RI, dan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Ketika Rahmah bersekolah, dengan bercampurnya murid laki-laki dan perempuan dalam kelas yang sama, menjadikan perempuan tidak bebas dalam mengutarakan pendapat dan menggunakan haknya dalam belajar. Ia mengamati banyak masalah perempua

Shalih Tanpa Khilafah

Oleh Suryono Zakka Bagi kaum khilafah, menjadi orang shalih harus menegakkan khilafah. Tanpa khilafah, umat Islam tidak akan kaffah dalam beragama, hidup dalam kekufuran dan mati dalam kejahiliyahan. Dengan doktrin itu, kaum khilafah sangat benci dengan sistem demokrasi karena demokrasi adalah perwujudan dari penyembahan berhala. Karena khilafah adalah keniscayaan menurut kaum khilafah, dimanapun mereka berada akan senantiasa menebarkan teror untuk menghancurkan sistem demokrasi yang menurut mereka adalah sistem thaghut-syaithaniyah. Membuat propaganda, agitasi, infiltrasi ideologi hingga puncaknya adalah revolusi-kudeta. Inti utama adalah agar negara kacau dan impian negara khilafah bisa segera ditegakkan. Jika kita teliti, tak ada satupun ayat Al-Qur'an dan hadits yang memerintahkan untuk mendirikan negara khilafah. Konsep khilafah hanyalah tafsir gagal Taqiyudin Nabhani yang tidak laku dinegara manapun. Negara-negara Arab yang kerap diidentikkan dengan kentalnya nuansa Is

KH. Thoifur Ali Wafa, Mutiara dari Madura

Gambar
Saat catatan ini di tulis, saya baru saja menghatamkan " Manarul Wafa " sebuah kitab "Biografi" yang menceritakan sejarah hidup sang penulis sendiri. Orang yang pertama kali membaca kitab ini mungkin akan menyangka bahwa Mushonnif-nya adalah seorang ulama dari Mesir, Yaman, Saudi atau negara-negara Arab lainn7ya. Tapi siapa sangka, kitab yang ditulis sangat baik dengan balaghah tingkat tinggi ini adalah karya seorang Kiai dari Sumenep, kota paling ujung di pulau Madura. Beliau masih hidup sampai saat ini, bahkan usianya masih tergolong muda. Adalah KH. Thoifur Ali Wafa, seorang Alim Produktif yang sampai sekarang berhasil menulis lebih dari 40 karya kitab berbahasa Arab. Beliau bahkan sudah mulai mengarang kitab sebelum menginjak usia baligh, kala itu beliau menadhomkan kitab Jurumiah meski belum sempat menyelesaikannya. Kitab beliau "Manarul Wafa" sangat recomended sekali untuk dibaca para santri. Disitu beliau menceritakan perjalanan hidupnya, pen