Sang Super Hero dari Timur


Momentum kali ini, 17 Agustus 2018 sangat suprise dan istimewa. Istimewa karena peristiwa heroik seorang anak SMP yang memanjat tiang bendera saat upacara kemerdekaan karena tali pengerek bendera terputus sehingga upacara tetap dapat dilanjutkan.

Namanya adalah Johanis Gama Marshal Lau.  Siswa kelas 1 SMP Silawan Kota Atambua, NTT. Namanya semakin viral karena aksi heroiknya memanjat tiang bendera pada saat Upacara Hut RI Ke-73. Karena jasanya ini, ia ditempatkan posisi terdepan dekat dengan inspektur upacara. Orang tuanya pun mendapatkan berkah dari aksinya sehingga rumah kedua orang tuanya direnovasi pemerintah daerah. Tak hanya itu, Johanis juga mendapatkan beasiswa selama pendidikannya hingga kependidikan militer dan ia beserta kedus orang tuanya mendapat perlakuan yang sangat istimewa karena mendapat undangan dari presiden RI bapak Jokowi.

Peristiwa ini sebagai pelajaran bagi kita semua bahwa sekecil apapun perjuangan kita jika dilakukan dengan ikhlas maka akan berbuah besar dan bermanfaat bagi orang banyak. Urusan panjat memanjat tentu bukan hanya Johanis yang bisa apalagi hanya menaiki tiang bendera. Namun, tidak semua orang mau melakukannya terlebih tidak ada imbalan sebelumnya, suasana terik dan sangat berisiko.

Disini sebuah pelajaran kepada kita tentang patriotisme dan semangat nasionalisme yang diajarkan oleh Johanis. Sikap yang mungkin jarang dan kian pudar dikalangan remaja dan pelajar. Pelajar dan pemuda kita saat ini lebih asyik main game, hura-hura, sibuk dengan androik dan sosmednya sehingga minim dan miskin nasionalisme.

Ditambah menguatnya radikalisme dikalangan pelajar semakin kontras saja sikapnya Johanis ini. Pelajar dan remaja identik dengan kekerasan dan aksi brutal. Terorisme atas nama agama juga kian menguat akibat banyaknya pelajar dan pemuda belajar agama secara otodidak.

Belajar agama secara instan memang mengasyikkan dengan petualangan tanpa batas sesuai nalar dan akal pikiran sendiri. Tanpa guru pembimbing dsn tanpa metode yang benar. Akibatnya, pemahaman agama menjadi salah yang akhirnya sikapnya sangat kontras dari nilai-nilai agama.

Johanis layak untuk disebut sebagai pahlawan dari timur. Pahlawan kecil yang mengajarkan keteladanan bagi kita bahwa tugas kita semua menjaga negeri ini. Simbol merah putih adalah simbol persatuan yang harus diutamakan diatas kepentingan pribadi, agama dan golongan.

Apapun agamanya, apapun etniknya punya tanggungjawab untuk menjaga negeri ini. Negeri ini bukan milik satu etnik atau satu agama saja tapi milik seluruh rakyat Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Siapapun yang akan merusak dan mengancam kedaulatan NKRI maka semua lapisan dan golongan wajib untuk membelanya.

Simak selengkapnya: Hukum Hormat Bendera dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan

NKRI milik kita. Bukan milikku, milikmu atau miliknya tapi milik kita yang mengaku sebagai bangsa Indonesia. Dengan persatuan dan kesatuan tanpa diskriminasi maka negara kita akan kokoh menjadi bangsa yang besar dan bangsa yang bermartabat.

Sukses selalu untuk pahlawanku, Johanis Gama Mashal Lau!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjemah Kitab Alala dalam Bahasa Jawa dan Indonesia

Shalawat Badawiyah Kubro (An-Nurooniyah) dan Fadhilahnya

Shalawat Tasmiyah