Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

NU adalah Pahlawan Sejati, Bukan Pahlawan Kesiangan

Gambar
By Suryono Zakka Jasa NU terhadap negeri ini tak dapat diabaikan. Mulai dari Islamisasi secara damai, memperjuangkan negeri ini dari penjajahan, turut memproklamasikan kemerdekaan hingga ikut dalam membangun bangsa. Tak salah jika NU adalah penyangga NKRI. Jika tidak ada NU maka sudah dapat dipastikan NKRI bubar. Tidak heran jika NU mati-matian membela NKRI apapun taruhannya. NU mengakui bahwa NKRI adalah negara kesepakatan. Diperjuangkan bukan hanya satu golongan dan didirikan bukan hanya satu kelompok agama melainkan penuh ragam kebhinekaan. Atas dasar itu, maka NU menerima Pancasila sebagai dasar negara dengan penuh suka cita. Pancasila adalah fitrah sekaligus rahmat bagi bangsa Indonesia. Tak boleh diingkari dan tak boleh dikhianati. Kesetiaan NU terhadap negeri ini bukan omong kosong dan sudah dibuktikan secara nyata, lahir dan batin. Banyak tokoh-tokoh NU baik yang tercatat bahkan lebih banyak yang tak tercatat dalam tinta sejarah sebagai pahlawan. Bagi NU, diabadikan at

Jawaban NU atas Fitnah Kaum Khilafah

Gambar
By Suryono Zakka Sepanjang sejarah, NU tidak lepas dari berbagai serangan dan fitnah para pembencinya. Salah satunya adalah kalangan modernis yang saat ini reinkarnasi dan berevolusi menjadi kaum khilafah. Bukan kaum khilafah jika tidak pandai memfitnah. NU dimusuhi kelompok radikalis-ekstremis pengusung ideologi khilafah karena konsisten menjaga Pancasila. Sepanjang sejarah, NU tidak pernah tertarik dengan ideologi khilafah jadi tidak ada ceritanya NU gila khilafah. Jika ada statemen bahwa NU mendukung apalagi merindukan ideologi khilafah maka hal itu adalah ungkapan ahlul fitnah kaum khilafah. Begitupun, jika ada yang mengaku sebagai warga NU tapi mendukung ideologi khilafah maka jelas sudah terkena virus kaum khilafah. Dipastikan tidak memahami sejarah perjalanan NU dan tidak memahami ajaran Islam dengan benar. Penerimaan NU terhadap ideologi Pancasila telah mantap dalam Muktamar NU ke-27 di Situbondo pada tahun 1984. Keputusan ini menjadi bukti bahwa Pancasila selaras deng

Surat untuk Dzuriyat Nabi Pembela Wahabi dan HTI

Gambar
Wahai, Kalian kalangan yang bernasab mulia turunan Kanjeng Nabi meski ditolak oleh sebagian besar kalangan wahabi tetapi selalu dibela & dihormati oleh nahdliyin & banser. Wahai, Kalian yang selalu dianggap kalangan Nahdliyin dan Banser memiliki keringat yang sama wanginya dengan Kanjeng Nabi sehingga kami selalu berusaha mendekat, menjangkau tanganmu kemudian menciumi seolah olah kami mencium tangan mulia Kanjeng Nabi meski kalangan wahabi selalu mencemo'oh perilaku kami tersebut. Wahai, Kalian yang makam makam datuk dan leluhur kalian kami muliakan, kami jaga siang dan malam dengan jiwa dan raga kami dari gangguan kalangan wahabi yang selalu menyebut makam datuk dan leluhur kalian itu tempat kemusyrikan yang harus dihancurkan untuk diratakan tanah, bahkan kalau mau jujur mayoritas peziarah makam makam datuk dan leluhur kalian itu adalah kalangan nahdliyin dan banser dibandingkan anak dan keturunan dari kalian. Kenapa sekarang kalian menjadikan HTI kelompok wahabi

Indonesia Darurat Pemberontak Bertopeng Tauhid

Gambar
Tidak ada satupun umat muslim yang anti dengan kalimat tauhid. Hanya saja, ketika salah dalam mengekspresikannya terlebih kalimat tauhid itu adalah simbol-simbol kelompok pemberontak maka perlu pemaknaan ulang terhadap kalimat tauhid. Apakah cukup hanya dijadikan sebagai simbol-simbol luar dalam bentuk bendera, kaos, topi hingga spanduk sebagaimana kelompok radikal ataukah ada ekspresi lain sehingga tidak diragukan ketauhidannya dan benar dalam menempatkan kalimat tauhid sebagaimana mestinya. NU, Muhammadiyah dan ormas moderat lainnya tidak diragukan misi dakwah ketauhidannya. NU dan Muhammadiyah  telah sukses menancapkan kalimat tauhid pada masyarakat Nusantara jauh sebelum NKRI berdiri. Dakwahnya membumi sehingga diterima masyarakat tanpa menyablon bendera tauhid atau dan tanpa stempel panji hitam. NU dengan amaliyah tahlilnya sebagai bukti bahwa NU sangat bertauhid jadi tidak benar jika NU anti tauhid. Bagi NU, tauhid itu ada didalam hati yakni diikrarkan dengan lisan, diyaki