Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Jika PKI adalah Pocong Maka DI/TII adalah Begal

Gambar
By Eko Kuntadhi Partai Komunis Indonesia (PKI) bangkit lagi, kata orang. Seperti hantu yang bangkit dari kubur. Orang-orang sibuk membicarakan hantu. Yang ada hanya desas-desus. Semuanya bicara katanya. Tapi, saat ditanya mana hantunya, semuanya menjawab tidak jelas. Ok, kita tidak setuju PKI, sama seperti kita tidak setuju komunisme. Dunia juga sudah tahu, komunisme hanya omong kosong belaka. Uni Sovyet ambruk. Tembok Berlin runtuh. RRC saat ini lebih bergaya kapitalis dibanding komunis. Hanya Korea Utara yang memiliki pemimpin dengan rambut cepak ngangkang yang masih setia dengan jargon komunisme. Itu pun dibayar dengan penderitaan rakyatnya. Di Indonesia, PKI hanya tinggal kisah hantu. Sejak 12 Maret 1966 PKI dan ormas pendukungnya resmi dibubarkan. Sebelumnya ribuan orang yang disangka anggota PKI mati dibunuh. Tokoh-tokohnya ditangkapi dan diasingkan di Pulau Buru. Bukan hanya itu. Anak cucu orang yang disangkakan PKI atau simpatisannya juga kena imbas. Secara politik

Cerdas dalam Memahami Langkah Politik NU

Gambar
Oleh Suryono Zakka NU memang bukan partai politik tapi NU memiliki kekuatan politik. Bahkan politik NKRI selalu dalam naungan politik NU. Jika NU tidak memiliki kekuatan politik, tentu NKRI ini sudah hancur lebur dilindas oleh para maling politik baik maling politik berbungkus agama maupun maling politik yang menolak eksistensi agama.  Jika NU tidak punya power politik, tentu tidak akan ada petinggi partai atau politisi datang ke PBNU. Nyatanya, sejak dulu hingga kini para politisi datang hilir mudik ke PBNU dengan berbagai kepentingan mulai dari cari simpati alias cari perhatian, benar-benar simpati kepada kaum Nahdliyin atau karena hanya "cari muka". Apapun motif dan modusnya, PBNU akan selalu terbuka, baik sangka dan menerima dengan tangan terbuka. Cerdas tapi tetap santun. Pintar tapi tetap berakhlak karena NU adalah gudangnya ulama yang tinggi ilmu dan akhlaknya.  Walau begitu, NU bukanlah ormas yang lugu dan polos yang begitu mudahnya dimanfaatkan kelom

Menjaga Otentisitas Al-Qur'an dari Ideologi Wahabi

Gambar
Oleh KH. Imam Ghazali Said Otentisitas Alquran dapat dilihat dari dua sisi; ideologis-normafif dan dinamika historis penulisan Mushaf. Secara normatif-ideologis bahkan teologis kaum Muslim sangat yakin terhadap jaminan Allah dalam firmanNya: انا نحن نزلنا الذكر وانا له لحافظون  "Sungguh Kami yang menurunkan al-zikr (Alquran) dan  sungguh-sungguh Kami (pula) yang menjaganya". Bagaimana teknis Allah menjaga otentistas Alquran ? Ini dapat ditelusuri dari dinamika tranformasi teks Alquran, cara membaca, memahami dan menghayati Alquran dari masa Nabi saw, generasi sahabat, tabiin dan seterusnya sampai era digital ini. Ternyata berbagai aspek terkait Alquran selalu berjalan dinamis sesuai perkembangan teknologi pada masing- masing generasi. Tulisan ini hanya ingin menelusuri dinamika penjagaan otentisitas mushaf Alquran pada abad XX dan awal abad XXI M/abad XIV-XV H. Setalah runtuhnya dinasti Usmani pada 1924 dan sebagian besar negara-negara mayooritas berpenduduk Muslim mem

Teroris Berkedok Mualaf

Gambar
Tidak ada yang salah dengan status mualaf. Islam sangat memuliakan manusia karena Islam adalah agama kemanusiaan. Islam sangat menghormati kaum mualaf karena mereka butuh dukungan dan motivasi agar kian kokoh pondasi keimanan dan ketakwaannya. Islam sangat suka cita dan bahagia menerima saudara-saudaranya yang baru memeluk Islam. Motivasi dan semangat memperdalam keislaman sangat penting bagi mualaf. Tak cukup hanya semangat dan modal dakwah yang ngepres atau pas-pasan. Mualaf boleh menjadi ustadz, kiai bahkan ulama asalkan keilmuannya sudah mumpuni. Jadi tidak cukup hanya modal semangat yang menggebu lantas disebut ulama. Akan menjadi problem dan masalah yang besar jika mualaf menjelma menjadi ustadz atau ulama hanya dengan semangat menggebu tanpa basis ilmu agama yang kokoh dan kompatibel. Seharusnya menyampaikan tentang indahnya Islam, indahnya toleransi, damainya persatuan namun akan berbalik arah menjadi provokasi dan caci maki. Mimbar suci yang seharusnya tempat untuk me

Politisasi Kebenaran: Kalimat Haq Tapi Tujuan Batil

Gambar
Oleh Suryono Zakka Setiap muslim tentu cinta dengan kalimat tauhid karena kalimat itulah sebagai penanda antara muslim dan non muslim. Muslim dimanapun dan apapun golongannya tidak ada satupun yang membenci atau mengingkari kalimat tauhid. Hanya saja, ada ekspresi yang berbeda bagi setiap kelompol muslim dalam memaknai kalimat tauhid. Bagi kalangan santri khususnya kultur NU, tauhid ada didalam hati. Tauhid menghujam dan tertanam didalam hati sebagai pondasi akidah yang kemudian buahnya adalah perilaku yang baik yakni selaras antara hablumminallah (vertikal-ketuhanan) dan hamblumminannas (horizontal-kemanusiaan). Bahkan aktifitas para pengamal tauhid masyarakat Nahdliyin sangat begitu kental. Mulai dari dzikir setelah shalat maktubah hingga dzikir dalam setiap majelis, ritual tahlilan atau komunitas thariqah tidak akan terlepas dengan kalimat tauhid. Jadi tauhid adalah ucapan lisan yang tertanam dalam hati yang kemudian merefleksi dengan perilaku takwa dan amal shalih. Keshali

Ciri-Ciri Wahabi menurut Sabda Rasulullah

Gambar
Oleh Ustadzah Musa Muhammad Lihatlah fenomena yg paling dikhawatirkan oleh Manusia terbaik Sayyidina Muhammadin صلي الله عليه و سلم…Munculnya orang² muda yg begitu cinta terhadap al Quran, bacaannya bagus, bahkan al Quran dibawa kemana² dalam sakunya, tidak sedikit jg yg hanya ikut²an modal bisa bc tarjamaah berlagak paling faqih bab agama ini, ironis nya suka menuduh dengan tuduhan ahli bid’ah kpda alim / kyai sampai dengan tuduhan syirik dan kafir (Takfir), kalau sudah tidak sependapat dengan kelompoknya, tidak hanya menuduhnya dengan kesyirikan dan kekafiran (takfiri). Bahkan menghunus pedangnya untuk membunuhnya (atau dengan mengebomnya). Sekalipun yg dibunuh itu saudaranya yg seiman. Dan sekalipun yg dibom itu adalah Masjid. Ketika Takfir mengalahkan kekuatan Fikir maka masjid berubah dari Takbir kepada Tafjir (pengeboman). Entah akal bodoh mana yg bisa diyakinkan bahwa Syurga ada di atas mayat² muslim yg bergelimpangan. Sungguh teramat celaka orang yg jual amanah petunju

Mengenal Sekte Pancela Habaib dan Dzuriyat Nabi

Gambar
Sekte Wahabi adalah sekte pencela habaib. Mereka sangat anti terhadap habaib dan menganggap habaib atau keturunan nabi sudah tidak ada dan dipastikan telah terputus silsilahnya. Tidak heran jika berbagai upaya dusta dari Wahabi menyudutkan habaib dan dzuriyat. Dalam pandangan Aswaja-Sunni, posisi habaib sangat dimuliakan. Memuliakan habaib sebagai bentuk penghormatan kepada kanjeng Nabi Muhammad saw. Aswaja-Sunni memuliakan habaib dengan proporsional yakni dengan tidak mengurangi penilaian dari segi akhlaknya. Hal inilah yang membedakan antara Aswaja-Sunni dan Wahabi. Jika Aswaja-Sunni memuliakan habaib dalam kapasitasnya sebagai dzuriyat nabi, ketakwaan dan keluhuran akhlaknya sedangkan Wahabi sedikitpun tidak punya penghormatan kepada habaib bahkan sangat anti terhadap habaib. Prinsip Aswaja-Sunni, memuliakan manusia biasa adalah kewajiban terlebih kepada dzuriyat Nabi. Kepada siapapun tidak diperkenankan menebarkan kebencian terlebih kepada nasab atau keturunan Rasulullah.

Menjaga Indonesia Bersama Banser

Gambar
By Suryono Zakka Misi NU disamping menjaga tradisi Ahlussunnah wal jamaah (Aswaja) juga memiliki fungsi sebagai Penjaga NKRI. Kesetiaannya dalam menjaga NKRI inilah kemudian NU kerap menjadi sasaran tembak dan sasaran mesiu bagi kelompok-kelompok radikal dan ekstrim anti NKRI. Jika dahulu NU menjadi sasaran tembak PKI dan DI/TII maka kini sasaran tembak bagi NU adalah kelompok pengusung khilafah yang menamakan diri mereka sebagai HTI. Meskipun secara resmi telah dibubarkan namun tokoh-tokoh kelompok ini belum padam dan masih bersemangat tinggi (bukan semangat 45) dalam menjual dan mengasong produk khilafahnya. Faktanya, ormas ini mendapat penolakan dari berbagai negara. Organisasi makar yang menolak konsep negara bangsa (Nasionalisme) dan Demokrasi. Banser (Barisan Ansor Serbaguna) sebagai bagian dari NU yang ditugasi menjaga kedaulatan agama dan negara merupakan benteng terluar bagi NKRI. Karena perannya sebagai kekuatan fisik bagi NU dan NKRI, tidak heran jika kerap b

Imam Jazuly dan Shalawat Ulul 'Azmi

Gambar
Dalam Dunia Shalawat, Boleh dibilang Imam Jazuly adalah Rajanya. Kenapa Dalail Khairat kitab Shalawat Imam Jazuly begitu istimewa? Silakan ikuti tulisan ini sampai akhir. Oleh sebab itu barangkali beliaulah yang akan menempati tempat terdekat dengan baginda Nabi ﷺ di akhirat kelak. Semoga semua shalawat kita yang tercurah juga mendapat sambutan balasan dari Allah dan Rasulullah seperti yang Imam Jazuly dapatkan. Shalawat Ulul Azmi Imam al-Jazuliy اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآدَمَ وَنُوْحٍ وَإِبْرَاهِيْمَ وَمُوْسَى وَعِيْسَى وَمَا بَيْنَهُمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ . صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِمْ أَجْمَعِيْنَ. Artinya:” Ya Allah, limpahkanlah rahmat, salam dan keberkahan kepada junjungan kami Nabi Muhammad ﷺ, Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan seluruh Nabi dan Rasul di antara mereka. Semoga rahmat dan salam Allah selau tercurah kepada mereka semua.” Shalawat ini dinamakan shalawat Ulul Azmi