Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Benarkah Masjid Sebagai Tempat yang Selamat dari Corona?

Oleh Kiai Ma'ruf Khozin Saya tidak menolak kebenaran sabda Nabi dalam hadis-hadis di bawah ini. Tapi saya ingin mendudukkan hadis secara proporsional berdasarkan pemaparan para ulama ahli hadis. Jika hadis ini terus disebarkan bahwa masjid adalah tempat selamat dari virus Corona padahal sudah banyak bukti ada beberapa masjid yang jama'ahnya tertular Corona, lalu siapa yang hendak disalahkan? Apakah Sabda Nabi? Jangan begitu, fren. Tidak ada yang salah dengan Nabi, mungkin kita yang salah dalam menafsirkan hadis-hadis Nabi. Saya setuju dengan jawaban ulama Ahli Hadis Syekh Abdurrauf Al-Munawi bahwa ketika bencana itu sedikit maka orang-orang yang rajin ke masjid akan diberi keselamatan. Tapi jika bencana itu rata maka siapapun bakal kena (uraiannya ada di poin hadis no. 4) Berikut beberapa hadis yang dijadikan landasan dan statusnya: 1. Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, Rosululloh ﷺ bersabda: إِنَّ اللهَ تَعَالَى إِذَا أَنْزَلَ عَاهَةً مِنَ السَّمَاءِ عَلَى أَهْلِ الأ

Surga Itu Hak Mutlak Allah

Oleh: Ahmad Ishomuddin Banyak ulama mengingatkan bahwa peringkat tertinggi dari keikhlasan itu adalah berbuat kebaikan atau meninggalkan keburukan murni karena Allah, bukan karena selain-Nya. Meskipun pada peringkat di bawahnya, tidak juga dilarang beramal baik atau menghindari dosa karena mengharapkan pahala  balasan kebaikan dari-Nya (berupa surga). Perkara masuk surga, di antara kita telah meyakini bahwa hal itu disebabkan oleh rahmat Allah, bukan sebab amal perbuatan semata. Meskipun demikian, patut disayangkan bila keyakinan hati (iman) yang benar tersebut kemudian tidak memotivasi kesegeraan untuk beramal baik, atau minimal menunda-nundanya. Sebaliknya, adalah keyakinan yang keliru bila ada di antara kita yang melakukan kebaikan, namun merasa bahwa karenanya ia yakin pasti masuk surga. Yang saya sebut terakhir ini lalai bahwa Allah adalah pemilik surga itu, dan masuk surga itu hak prerogatif Allah, sama sekali bukan hak milik dirinya. Berikut ini sebagai pengingat bagi say

Hukum Onani Saat Puasa

Oleh Suryono Zakka Dalam sebuah video, tokoh Wahabi bernama Yazid Jawaz mengatakan bahwa onani saat puasa hukumnya bersifat ikhtilaf atau terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama. Yazid Jawaz sependapat dengan Albani bahwa onani saat puasa tidak membatalkan. Lantas bagaimana pendapat dikalangan ulama tentang onani saat puasa? Ini penjelasannya. 1. Pendapat Jumhur Ulama Menurut mayoritas ulama, onani dan masturbasi termasuk pembatal puasa. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah Ta’ala berfirman, يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَأَكْلَهُ وَشُرْبَهُ مِنْ أَجْلِى “Orang yang berpuasa itu meninggalkan syahwat, makan dan minumnya.” (HR. Bukhari no. 7492). Dan onani adalah bagian dari syahwat. Ibnu Qudamah dalam Al Mughni berkata, وَلَوْ اسْتَمْنَى بِيَدِهِ فَقَدْ فَعَلَ مُحَرَّمًا ، وَلَا يَفْسُدُ صَوْمُهُ بِهِ إلَّا أَنْ يُنْزِلَ ، فَإِنْ أَنْزَلَ فَسَدَ صَوْمُهُ ؛ لِأَنَّهُ فِي مَعْنَى الْقُبْلَةِ فِي إثَارَةِ الشَّهْوَةِ “Jika seseorang mengeluarkan

Tiga Jenis Virus yang Lebih Berbahaya dari Virus Corona

Oleh Suryono Zakka 1. Virus Khilafah Virus ini adalah virus pemberontak. Virus nyinyiriyun anti Pancasila. Jika virus Corona tak terlihat, tapi virus khilafah jelas terlihat.  Kemana-mana teriak rezim thaghut. Kemana-mana bawa bendera sambil mengigau "hancurkan demokrasi kafir" atau "Indonesia Milik Allah". Memang Indonesia milik Allah, tapi bukan untuk kaum khilafah mas bro. Jangan terlalu pede mengatasnamakan Allah. Maling kok berkedok atas nama Allah. Nusantara memang milik Allah yang diamanatkan untuk bangsa Indonesia bukan bangsa khilafah. Sejak zaman batu kok setiap masalah, jurusnya hanya satu. Tegakkan khilafah. Sampai kiamat kerjaanya ngimpi dan menghayal terus. Kapan cerdasnya? Tidak kreatif blas. Mbokya mikir! 2. Virus Wahabi Virus ini juga ganas mirip virus khilafah. Bedanya kalau virus ini sering teriak bid'ah dan musyrik. Ayo kembali pada Qur'an dan hadits! Mereka tidak sadar kalau yang ngajak kembali adalah mereka yang tersesat. Ora

Jilbab Kartini, Penipuan dan Kesombongan Atas Nama Islam

Oleh Suryono Zakka Dalam setiap peringatan Hari Kartini, muncul foto Kartini berjilbab. Gambar Kartini berjilbab style dan fashionable ala muslimah masa kini. Muncul juga tulisan kurang lebih berbunyi: "Foto Asli Kartini ketika menjadi santri Kiai Sholeh Darat tidak berkonde dan tidak berkebaya. Foto Kartini berkonde dan berkebaya versi Belanda terus akan dikeluarkan kaum sekuler agar Kartini tetap dikenang sebagai perempuan yang tak mau berjilbab". Begitu bunyinya. Setelah ditelusuri ternyata jilbab Kartini adalah hoax. Demikian klarifikasi pakar sejarah dan ahli forensik. Ada kecacatan alias murni editan gambar Kartini berjilbab dan berkaca mata. Lantas siapakah yang telah mengedit foto Kartini dan apa tujuan dari mengedit gambar Raden Ajeng Kartini? Kita tidak tahu siapa yang mengeditnya. Kalau dari tujuannya, tentu bisa bermacam-macam. Bisa karena sebagai bentuk pembelaan terhadap kesantrian Kartini, perlawanan terhadap ideologi sekuler atau karena ingin menampilka

Benaekah Kalimat "Man Arafa Nafsahu" Ungkapan Hadits?

Salah satu ungkapan yang sangat masyhur di kalangan praktisi tasawuf Islam dari dahulu hingga sekarang adalah man arafa nafsahu arafa rabbahu. مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّه Artinya, “Barang siapa yang mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya.” Banyak yang mempertanyakan otentisitas ungkapan tersebut sebagai hadits Nabi. Benarkah ia sebuah petuah yang langsung disampaikan oleh Nabi SAW atau sebatas kata-kata hikmah seorang ulama yang kemudian dinisbahkan kepada Nabi SAW? Lalu bagaimana pula dengan pemaknaannya, apa relasi antara mengenal diri sendiri dan mengenal Tuhan? Sejauh mana pengenalan seseorang terhadap dirinya bisa mengantarkannya untuk mengenal Tuhannya? Beberapa pertanyaan ini akan dijabarkan dalam tulisan sederhana ini. Sejumlah sarjana seperti Imam An-Nawawi, Ibnu Taimiyah, Az-Zarkasyi, Ibnu Athaillah, dan lain-lain telah melakukan penelitian serius terkait ungkapan tersebut. Pendapat mereka diracik secara apik oleh Imam As-Suyuthi dalam kar

Ini Masalahnya Jika Khilafah Tegak di Indonesia

Gambar
Oleh Suryono Zakka Walau HTI telah dibubarkan dan ditetapkan sebagai Ormas terlarang seperti PKI, namun syabab (anteknya) terus menebar propaganda diberbagai media. Propaganda antek HTI yang saat ini beredar yakni dengan membuat video dan tulisan yang berjudul "Apa Masalahnya Jika Khilafah Tegak di Indonesia" karangan syabab HTI, Heri Al-Fatih. Inti dari tulisan ini adalah mengajak orang awam agar semangat menegakkan khilafah dengan membandingkan kondisi bangsa saat ini. Berikut adalah tulisan propagandanya antek HTI (Heri Al-Fatih) sekaligus saya beri jawaban sehingga terbongkar semua kebohongan dan iming-iming semu antek khilafah. 1. Jika Khilafah tegak di Indonesia, maka semua agama selain Islam akan tetap boleh hidup damai, semua akan diberi kebebasan menyembah tuhan-tuhan mereka. Mereka tidak akan dipaksa memeluk Islam. Lalu masalahnya apa Jika Khilafah tegak di Indonesia? Jawab: Masalahnya jika khilafah tegak di Indonesia, maka kerukunan antar umat beragama akan

Antara Shalat Jenazah dan Shalat Fardhu, Manakah yang Utama didahulukan?

SHOLAT JENAZAH VS SHOLAT FARDLU, MANA YANG DIDAHULUKAN Assalamualaikum pak yai/ustd,,, Mau nanya, Apakah ada qoidah yang mengatakan apabila dua kewajiban ( misal sholat dhuhur & solat zenajah) kumpul dalam satu waktu, maka yang harus didahulukan adalah sholat jenazah,,, Mhn pnjls nya & refrnsi nya),,,,🙏🙏 Sblm & ssdh nya trmksh *Jawaban* Jika ada dua kewajiban antara sholat fardlu dan sholat jenazah, maka yang didahulukan sholat jenazah jika waktu masih panjang, kecuali kalau diharapkan setelah sholat fardlu ada jamaah sholat jenazah yang lebih banyak, maka boleh diakhirkan. Namun jika waktu sudah mepet, maka yang wajib didahulukan adalah sholat fardlu. Hanya saja jika dikhawatirkan jenazah akan berubah [hancur dll] , maka wajib didahulukan sholat jenazah walaupun mengeluarkan waktu sholat fardlu. *Kesimpulan* Tidak ada keterangan seperti itu, kecuali yang dimaksud adalah jika dikhawatirkan jenazah akan hancur, maka wajib didahulukan sholat jenazah walaupun men

Al-Mahdi, Khalifah Akhir Zaman

Oleh Kiai Yusuf Suharto Barangkali ada di antara kaum muslimin yang bertanya-tanya, bagaimanakah kepemimpinan  sebelum zaman al-Mahdi itu? Penuh keadilan atau justru kezaliman? Dalam al-Mustadrak 'ala -as-Shahihayn, Imam At-Tirmidzi meriwayatkan hadits dengan judul Babu Ma Jaa fi al-Mahdy باب ما جاء في المهدي 2230 حدثنا عبيد بن أسباط بن محمد القرشي الكوفي قال حدثني أبي حدثنا سفيان الثوري عن عاصم بن بهدلة عن زر عن عبد الله قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا تذهب الدنيا حتى يملك العرب رجل من أهل بيتي يواطئ اسمه اسمي قال أبو عيسى وفي الباب عن علي وأبي سعيد وأم سلمة وأبي هريرة وهذا حديث حسن صحيح Artinya, “Dari Abdullah (bin Masud) berkata, Rasulullah  bersabda, “Tidak hancur dunia (kiamat) hingga menguasai Arab seorang laki-laki dari keturunanku, yang namanya sama dengan namaku.” (HR. At-Tirmidzi, 2230). Dalam banyak hadits digambarkan bahwa masa sebelum Al-Mahdi itu adalah masa yang penuh kezaliman, kesewenangan, dan perebutan kekuasaan. Hadits di bawah ini menyata

14 Contoh Kemesraan Nabi Terhadap Istri-Istrinya

Kemesraan dan Keromantisan Baginda Nabi saw.. Baginda Nabi Saw adalah tipe suami yang sangat romantis. Ada empat belas contoh kemesraan dan keromantisan beliau saw. Yaitu sebagai berikut : 1. Menempelkan Mulut pada Bekas Makan dan Minum Istri Sayyidah Aisyah ra berkata : إن كان رسول الله صلى الله عليه وسلم ليؤتى بالإناء فأشرب منه وأنا حائض ثم يأخذه فيضع فاه على موضع في وان كنت لآخذ العرق فآكل منه ثم يأخذه فيضع فاه على موضع في. Terkadang Rasulullah saw disuguhkan sebuah wadah (air) kepadanya, kemudian aku minum dari wadah itu sedangkan aku dalam keadaan haid. Lantas Rasulullah saw mengambil wadah tersebut dan meletakkan mulutnya di bekas tempat minumku. Terkadang aku mengambil tulang (yang ada sedikit dagingnya) kemudian memakan bagian darinya, lantas Rasulullah saw mengambilnya dan meletakkan mulutnya di bekas mulutku.(HR Ahmad) Kemesraan jenis ini tentunya melebihi kemesraan sepiring berdua. 2. Mengusap Air Mata Istri. Anas Bin Malik ra berkata : كانت صفية مع رسول

Waspada Terhadap Kelompok yang Berupaya Menyamaratakan Agama

Gambar
Salah satu upaya untuk menyamaratakan semua agama, membenarkan semua agama, memposisikan semua ajaran agama sama sama berpotensi mengantar kepada kebenaran dan sama sama berpotensi salah, adalah dengan mendudukan Rasulullaah shallalahu alaihi wasalam sejajar dengan para tokoh pemikir lainnya. Aristoteles, Plato, Sidharta, Krisna, dan lainnya. Mereka memuji setinggi tingginya sosok Muhammad ﷺ sebagai pemikir yang cerdik dan bijaksana, yang dari kecemerlangan pemikirannya itulah lahir agama baru bernama Islam. "Salah satu" agama yang bisa membawa manusia menuju kebenaran dan kebahagian sebagaimana agama agama lainnya. Menurut mereka. Sungguh hal ini adalah upaya pemadaman Islam sebagai satu satunya jalan yang diturunkan oleh Allah untuk umat manusia. Sekali lagi, diturunkan oleh Tuhan pencipta alam. Bukti bahwa Islam bukan hasil pemikiran Nabi, bukan hasil renungan kebijaksanan, intusi, filsafat atau istilah lain yang semakna, adalah : 1. Rasulullah ﷺ kaget melihat s

Asal Usul Syair Li Khomsatun dan Variasi Redaksinya

Li Khomsatun menjadi pujian doa sangat masyhur ketika terjadi wabah penyakit. Di Indonesia, doa Li Khomsatun masyhur diijazahkan Hadratusysyaikh KH Hasyim Asy’ari, pendiri jamiyyah Nahdlatul Ulama’ dan pendiri Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur. Bukan saja warga kecil di berbagai musholla dan masjid, para pejabat dan aparat kepolisian juga ikut membaca doa pujian ini. Doa yang populer di kalangan Nahdiyin (sebutan untuk warga NU) ini dipercaya dapat menangkal segala keburukan yang melanda, termasuk menangkal wabah virus corona COVID-19. Adanya Pandemi COVID-19 telah membuat kita sebagai manusia tersadarkan akan betapa lemahnya diri ini. Seakan kita diajak merenung kembali dan berintrospeksi diri terhadap segala apa yang diperbuat selama ini. Berbagai ikhtiar dan doa terus dilakukan guna berharap kepada-Nya semoga pandemi ini cepat berlalu dan kita semua dapat beraktifitas sedia kala. Li Khomsatun merupakan puisi, syair nazham yang berisi pujian terhadap keluarga Rasulullah Sha

Tujuh Qiro'at dalam Surat Al-Fatihah

Pada Surat Al-Fatihah, terdapat perbedaan qiro’at yang tujuh pada ayat keempat, keenam, dan ketujuh. Perinciannya adalah sebagai berikut; Ayat yang keempat ( ﻣَﺎﻟِﻚِ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ ): Qira’at `Ashim dan Kisa’i akan membaca dengan menetapkan (itsbat) alif pada kalimat (ﻣَﺎﻟِﻚِ ). Sedangkan Imam Qiro’at yang lain (Nafi`, Ibnu Katsir, Abu `Amr, Ibnu `Amir, dan Hamzah) akan membaca dengan tanpa (hadzf) alif. Dalil Syatibiyyah dalam bab Ummul Qur’an: ﻭَﻣَﺎﻟِﻚِ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ ‏( ﺭَ ‏) ﺍﻭِﻳﻪِ ‏( ﻧَـ ‏) ـﺎَﺻِﺮٌ Ayat ketiga ( ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴﻢِ ) dan keempat ( ﻣَﺎﻟِﻚِ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ ): Rawi Susi membaca dengan idgham kabir pada kalimat ( ﺍﻟﺮَّﺣِﻴﻢِ ) yang disambungkan dengan (ﻣَﺎﻟِﻚِ ) sehingga dibaca dengan satu mim (ﻡ ) ter-idgham. Pada kasus ini ada huruf mad sebelum dua huruf serupa sehingga dibolehkan bagi Riwayat Susi untuk membaca dengan 2, 4, atau 6 harakat seperti mad `arid lissukun. Qiro’at lain akan membaca dengan izhhar. Dalil Syathibiyyah dalam perkara ini: ﻭَﺩُﻭﻧَﻚ

Cinta Sejati NU untuk Keluarga Nabi dan Sahabat

Oleh Suryono Zakka Cinta NU pada sahabat dan dzuriyat memang luar biasa. Bukan hanya sebatas lirik lagu yang sedang trending. Cinta NU pada mereka sejak dulu sangatlah kaffah, tak pilih kasih, tak harap pamrih. Disaat sekte Wahabi memusuhi dzuriyat, mencela habaib dan keturunan nabi, NU terdepan dalam membela mereka. NU sangat memuliakan habaib, tak segan cium wolak walik tangan habaib bahkan NU rela dituduh sebagai penganut Syiah oleh Wahabi hanya karena sering menyebut nama ahlul bait, Fatimah, Hasan dan Husein. Walaupun habaib manusia yang bisa salah yang juga perlu nasehat dan teguran namun warga NU tetap memuliakan habaib sebagai bukti cinta mereka pada kanjeng nabi. Warga NU menempatkan habaib dalam posisi yang spesial karena pada diri mereka masih mengalir darah nabi. Cinta NU pada keluarga Nabi tak terkira. Tak segan-segan memanggil mereka dengan julukan yang mulia seperti julukan Sayyidina sebelum nama mereka. Seperti Sayyina Ali, Sayyidina Hasan dan Husein, Sayyidina

Diplomasi Alfiyah Ibnu Malik di Era Covid 19

Gambar
Oleh Kiai Agus Maftuh Abegabriel (Dubes RI untuk Saudi) Di suasana lockdown di Kerajaan Arab Saudi, kemarin saya berkesempatan bertemu dengan salah satu pangeran penting. Dia adalah putra Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud yang juga menjabat sebagai Menteri Energi Arab Saudi. Nama lengkapnya adalah His Royal Highness Abdulaziz bin Salman bin Abdulaziz Al Saud. Alhamdulillah, berkat doa para Kyai, para Guru dan sahabat2, selama saya bertugas sebagai pelayan WNI di Arab Saudi 4 tahun 24 hari, Allah memberikan kemudahan dan mempertemukan dengan para putra Raja Salman yang merupakan “Para Pangeran Ring Satu” al-Fangarinu al-Awa’il. Mulai dari Sang Putra Mahkota, Mohammed bin Salman (MBS) yang terkenal dengan gagasan “Islam Wasathiy” dan juga mega proyek “NEOM” Neo – Mustaqbal (Masa depan Baru) senilai 500 Milyar USD. Lalu kakak MBS, Pangeran Sulton bin Salman sang astronout pertama Timur Tengah yang memberikan peluang dan membisiki Raja Salman untuk menetapkan Indonesia sebagai t

Memahami Bunyi Hadits "Tidak Ada Penyakit yang Menular"

Ada banyak cara untuk memutus mata rantai penularan virus Covid-19 yang kian mengancam Indonesia. Syaratnya, cuma butuh kerelaan dan komitmen bersama demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang kembali sehat dan tanpa kecemasan seperti hari-hari sebelumnya. Pemerintah, instansi terkait, bahkan tokoh agama sudah mengimbau jauh-jauh hari untuk lebih banyak berdiam diri di rumah. Perkantoran dan lembaga-lembaga pendidikan pun menerapkan opsi merumahkan karyawan dan peserta didik untuk mengerjakan segala tanggung jawabnya di rumah. Banyak hadits Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam yang menjelaskan anjuran dan sikap terhadap wabah atau penyakit menular. Yang paling masyhur adalah instruksi Rasulullah kepada umatnya agar tidak memasuki sebuah wilayah yang sedang terserang wabah. Begitu pun sebaliknya, orang-orang yang berada di daerah tersebut, tidak disarankan untuk keluar demi mencegah persebaran penyakit yang memungkinkan kian parah. Wabah juga pernah terjadi pada masa Ra