Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

Gendoruwo Zaman Now Berjubah Agama

Oleh Suryono Zakka Gendoruwo dan sejenisnya diimajinasikan sebagai makhluk yang menakutkan. Sosok makhluk halus yang ditakuti anak-anak. Konon, gendoruwo ini takut dengan ahli ibadah dan bacaan ayat Al-Qur'an. Bagaimana jika gendoruwonya ahli ibadah bahkan hapal potongan ayat-ayat Al-Qur'an? Nah ini beda lagi. Gendoruwo jenis ini ada kelainan. Disebut gendoruwo mabuk agama, mabuk ayat hingga mabuk khilafah. Gendoruwo jenis ini sudah mewabah di NKRI. Jika gendoruwo jaman dulu takut bacaan Al-Qur'an bahkan mungkin terbirit-birit saat ketemu ahli ibadah tapi gendoruwo yang mabuk khilafah ini lebih fasih bacaan Al-Qur'annya. Sehingga yang keluar dari mulut gendoruwo ini tiada lain adalah kata "kafir loh", "dasar togut ente", "ente musyrik penyembah berhala" hingga kalimat "hancurkan rezim ini". Gendoruwonya memang lucu-lucu. Kalau kita mau kilas balik sejarah, sebenarnya penampakan gendoruwo yang mabuk agama saat ini adalah r

Inilah Keutamaan Menghafal Al-Qur'an

Dalam Kitab At-Tibyan fi Adab Hamalatil Qur’an karya Imam Nawawi berisi ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berupa ringkasan 13 Keutamaan Menghafal Quran  sebagai berikut: 1. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surah Fathir: 29-30  yang intinya bahwa orang yang senantiasa membaca Al-Qur’an terlebih menghafal Al-Qur’an diibaratkan seperti perniagaan yang tidak pernah merugi; 2. Menjadi sebaik-baik manusia yaitu orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya dari Utsman bin Affan dari sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagaimana pada kitab Shahih Bukhari; 3. Orang yang mahir membaca Al-Qur’an terlebih sampai menghafalnya kelak mendapatkan surga bersama para Rasul yang dimuliakan. Sedangkan bagi yang tertegun-tegun membacanya akan mendapatkan dua pahala, seperti diriwayatkan Bukhari Abul Husain Muslim bin Al-Hujjaj bin Muslim Al-Quraisy An-Naisabury dalam dua kitab mereka; 4. Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an seperti buah ut

Apakah Boleh Melihat Wanita yang Akan dilamar?

Sebagian ulama mengatakan bahwa melihat perempuan yang akan dipinang (dilamar) itu boleh saja. Mereka beralasan kepada hadits Nabi sebagai berikut : مِنْ زُهَيْرٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَطَبَ أَحَدُكُمُ امْرَأَةً فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَنْظُرَ إِلَيْهَا إِذَا كَانَ إِنَّمَا يَنْظُرُ إِلَيْهَا لِخِطْبَتِهِ وَإِنْ كَانَتْ لاَ تَعْلَمُ Dari Zuhair, ia berkata, Rasulullah saw bersabda : Apabila salah seorang di antara kamu meminang seorang perempuan, maka tidak berhalangan atasnya untuk melihat perempuan itu, asal saja melihatnya semata-maata untuk mencari perjodohan, baik diketahui oleh perempuan itu ataupun tidak. (H. R. Ahmad no. 24319) Ada pula sebagian ulama yang berpendapat bahwa melihat perempuan yang akan dipinang itu hukumnya sunnah. Mereka beralasan kepada hadits Nabi sebagai berikut : عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَطَبَ أَحَدُكُمُ الْمَرْأَةَ فَإِنِ اسْتَطَ

Begini Cara Menyelamatkan Masjid NU dari Kelompok Radikal

Oleh Suryono Zakka Masjid NU yang demikian banyak kerap tak terurus sehingga menjadi lahan yang empuk bagi kelompok radikal untuk bersarang. Baik dengan cara diserobot tanpa permisi atau juga dengan dalih memakmurkan masjid karena masjidnya merana tiada penghuni. Patut disayangkan dan sangat dikhawatirkan jika masjid-masjid NU kedepan terus diambil alih kelompok radikal. Tak sedikit masjid NU saat ini telah menjadi habibat kelompok radikal. Yang semula amaliyahnya NU akhirnya sirna karena imam, takmir dan seluruh pengurusnya bukan lagi warga NU. Keprihatinan semacam ini disebabkan oleh banyak faktor seperti rendahnya pengetahuan warga NU tentang memakmurkan masjid sehingga malas berjamaah dimasjid, minimnya pengetahuan takmir dalam pemberdayaan masjid hingga pengaruh negatif teknologi bagi remaja NU sehingga tidak adanya remaja masjid. Remaja NU asing dengan masjid. Akibatnya, tidak adanya keseimbangan antara pembangunan dengan pengelolaan. Pembangunan masjid terus menerus tap

Begini Bahayanya Fitnah

Fitnah bisa berarti ujian, cobaan, syirik, sesat dan masih banyak arti lainnya menurut Al-Qur'an, dan lebih umum fitnah mempunyai arti : Perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang (seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan orang), oleh karena itu kita harus menjauhi bahayanya fitnah وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ Dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, (Q.S. 2 Al Baqarah 191) Menurut Al-Hasan, Ad-Dahhak : Artinya, musyrik itu bahayanya lebih besar dari pada pembunuhan. (Kitab tafsir Ibnu Katsir Juz. 1, halaman. 219) وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. (Q.S. 2 Al Baqarah 217) Yakni sebelum itu merekah telah memfitnah orang muslim dalam agamanya agar mereka mengembalikannya kepada kekufuran sesudah ia beriman. Perbuatan tersebut jauh lebih besar dosanya menurut Allah dari pada pembunuhan. (Kitab tafsir Ibnu Katsir Juz. 1,halaman. 24

Ciri-Ciri Kelompok Radikal

Oleh Suryono Zakka Keseriusan pemerintah dalam menanggulangi ideologi radikalis patut diapresiasi walaupun dengan beberapa catatan. Radikalisme tak cukup hanya diidentifikasi dari simbol atau tampilan lahiriyah semata. Radikalisme tak bisa diidentikkan dengan cadar, cingkrangx jidat hitam atau jenggot walau bisa saja kaum radikalis memakai simbol-simbol tersebut meskipun tak bisa di gebyah uyah atau pukul rata. Agama tidak pernah mengajarkan radikalisme. Radikalisme lahir karena pemeluk agama gagal dalam memahami ajaran agamanya sehingga melakukan tindakan kekerasan yang dianggap ada legitimasinya dalam agama atau kitab suci. Radikalisme tak hanya muncul dari oknum pemeluk agama Islam namun juga bisa terlahir dari oknum pemeluk agama lain. Paling tidak, ada tiga ciri utama untuk mengidentifikasi seseorang sudah terinveksi virus radikal diantaranya: 1. Ideologi takfiri Ideologi takfiri adalah pemasok utama gerakan radikal. Gerakan radikal terinspirasi oleh doktrin-doktrin aga

Bagaimanakah Sikap Muslim Jika Simbol Islam dilecehkan?

Tidak sedikit umat Islam yang bereaksi ketika simbul-simbul Islam di hina, ada yang demo, ada yang melaknat bahkan ada juga yang sampai merusak (menghakimi) orang yang melecehkan simbul-simbul tersebut. Semua reaksi umat Islam tersebut dapat dimaklumi. Tapi tidak banyak di antara umat Islam yang mengambil jalan lain, seperti mendoakan orang yang melecehkan simbul-simbul Islan tersebut supaya di beri Allah hidayah (petunjuk), sehingga dengan hidayah dari Allah, maka orang tersebut dapat masuk Islam dan kelak akan membela Islam dengan gigih. Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah terhadap Saidina Umar, betapa hebatnya Saidina Umar menghalang-halangi dakwah Nabi, menghina Nabi, tapi Nabi tidak pernah mengutuk bahkan beliau selalu berdoa kepada Allah supaya Saidina Umar mendapat hidayah dan masuk Islam. Dan kita ketahui setelah masuk Islam Saidina Umar sangat gigih membela Islam. Dalam hadits disebutkan : عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ا

Belajar dari Rasulullah dalam Mendidik Anak

Gambar
Oleh Gus Rijal Mumazziq --- Suatu ketika Rasulullah ke masjid. Beliau mendapati dua kelompok. Satu kelompok bermunajat kepada-Nya, kelompok satunya berdiskusi. Melihat pemandangan ini beliau gembira. Mereka, kata Rasulullah, berada dalam kebaikan. Kelompok pertama membaca Al-Quran dan berdoa kepada Allah, jika Allah berkehendak Dia akan memberi (apa yang diminta) mereka. Sementara kelompok yang kedua belajar mengajar, dan sesungguhnya aku diutus sebagai seorang guru (innama bu'itstu mu'alliman). Kemudian Rasulullah duduk bersama kelompok kedua. -- Beliau adalah guru yang baik. Mampu menelisik karakteristik para murid (sahabat), sekaligus mengembangkan talentanya. Adakalanya Rasulullah menggunakan metode pembelajaran muhawarah/hiwari/dialogis untuk mengasah logika dan retorika para sahabat, adakalanya menggunakan musyawarah-mujadalah untuk membangkitkan kepercayaan diri dan bangunan argumentasi para sahabat, kadang juga mengunakan pola monolog/khutbah, sering juga memakai

Wahabi Gagal Paham Biji Tasbih

Gambar
Oleh Suryono Zakka Sekte Wahabi sangat anti dengan biji tasbih. Mereka menganggap biji tasbih sebagai simbol kesesatan. Hal ini dengan alasan karena tidak ada biji tasbih dimasa Rasulullah karena biji tasbih dipakai oleh kaum sufi, rafidhoh bahkan dianggap karya non-muslim.  Benarkah biji tasbih belum ada dimasa rasulullah? Syaikh Abu al ‘Ala Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim Al Mubarakfuri Rahimahullah Beliau menerangkan dalam Tuhfah al Ahwadzi, ketika menjelaskan hadits Ibnu Amr dan Yusairah binti Yasir, sebagai berikut: وَفِي الْحَدِيثِ مَشْرُوعِيَّةُ عَقْدِ التَّسْبِيحِ بِالْأَنَامِلِ وَعَلَّلَ ذَلِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَدِيثِ يَسِيرَةَ الَّذِي أَشَارَ إِلَيْهِ التِّرْمِذِيُّ بِأَنَّ الْأَنَامِلَ مَسْئُولَاتٌ مُسْتَنْطَقَاتٌ يَعْنِي أَنَّهُنَّ يَشْهَدْنَ بِذَلِكَ ، فَكَانَ عَقْدُهُنَّ بِالتَّسْبِيحِ مِنْ هَذِهِ الْحَيْثِيَّةِ أَوْلَى مِنْ السُّبْحَةِ وَالْحَصَى ، وَيَدُلُّ عَلَى جَوَازِ عَدِّ التَّسْبِيحِ بِالنَّوَى وَالْحَ

Hukum Bacaam Kalla

Hitungan lafald  كَلَّ  yang terdapat dalam Al-Qur’an itu ada 33, lafald  كَلَّ  dibagi menjadi 4 bagian, yaitu : *( 1 ).* Baik untuk diwaqofkan (berhenti), tapi juga boleh untuk permulaan (awalan), yaitu dalam Al-Quran ada 12 tempat : عَهْدًا ( ) كَلاًّ              -- سُوْرَةْ  مَرْيَمْ (19) -- اَيَةْ 78 عِزًّا ( ) كَلاًّ                -- سُوْرَةْ  مَرْيَمْ (19) -- اَيَةْ 81 فِيْمَا تَرَكْتُ كَلاَّ         -- سُوْرَةْ اَلْمُؤْمِنْ (23) -- اَيَةْ 100 شُرَكَاءَ  كَلاًّ              -- سُوْرَةْ اَلسَّبَاءْ (34)      -- اَيَةْ 27 ثُمَّ يُنْجِيْهِ ( ) كَلاًّ        -- سُوْرَةْ اَلْمَعَارِجْ (70)     -- اَيَةْ 14 جـَنَّةَ نَعِيْمٍ ( ) كَلاًّ        -- سُوْرَةْ اَلْمَعَارِجْ (70)     -- اَيَةْ 38 اَنْ اَزِيْدَ ( ) كَلاًّ            -- سُوْرَةْ  اَلْمُدَّثِّرْ (74)      -- اَيَةْ 15 مُنَشَّرَةً ( ) كَلاًّ            -- سُوْرَةْ  اَلْمُدَّثِّرْ (74)      -- اَيَةْ 52 اَسَاطِيْرُ اْلاَوَّلِيْنَ ( ) كَلاًّ  -- سُوْرَةْ  اَلْمُطَفِّفِيْنَ (83) --  اَيَةْ 13 اَهـَانَنِ ( )

Tiada Hukumnya memakai Cadar

Ini adalah pendapat para ulama tentang cadar yang diterangkan kembali oleh Syaikh Muhammad al-Ghazali dalam al-Sunnah al-Nabawiyyah bayna Ahlil Fiqh wa Ahli al-Hadits. Seandainya semua wajah wanita di masa Nabi ﷺ tertutup, mengapa kaum muslim diperintahkan agar menahan pandangan mereka? Lihat Qs. al-Nur 30: “Katakanlah kepada laki-laki beriman agar mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagai mereka. ”Masak iya mereka diharuskan menahan pandangan dari melihat punggung dan bahu?    Menurut Syaikh al-Ghazali, menahan pandangan yang diperintahkan adalah melihat langsung ke arah wajah wanita.    Ajarannya adalah: Laki-laki (wanita) boleh melihat wajah seorang lawan jenisnya, seharusnya ia tidak mengulangi pandangannya itu, sebagaimana tersebut dalam salah satu hadis,    Bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda, “Jangan mengikuti pandangan (pertama) dengan pandangan lainnya.    (Halal) bagimu pandangan yang pertama, tetapi tidak demik

Bolehkah Seorang Suami Mengaku Tidak Punya Istri?

Tidak sedikit lelaki yang sudah beristri yang mengaku perjaka dan belum beristri kepada perempuan dengan harapan dapat menarik hati perempuan tersebut, banyak pepatah yang diciptakan untuk menggambarkan lelaki seoperti itu, mulai hidung belang, mata keranjang, buaya darat, hingga keong racun dan bandot tua. Walaupun ucapan itu hanya untuk kepentingan sesaat, tapi yang demikian itu memiliki konsekwensi yang panjang. Ucapan dan pengakuan tersebut dianggap sebagai pernyataan cerai yang tidak terang (kinayah atau sindiran). Lafadz talak *1. Sharih (terang),* yaitu kalimat yang tidak ragu-ragu lagi bahwa yang dimaksud adalah memutuskan ikatan pernikahan, seperti suami mengucapkan : Engkau tertalak, atau Saya cerai kamu. Kalimat yang terang ini tidak perlu dengan niat. Berarti apabila dikatakan oleh suami, berniat atau tidak berniat, keduanya terus bercerai, asal perkataannya itu bukan berupa hikayat (cerita) Sayyid Sabiq dalam kitabnya menjelaskan : والصريح: يقع به الطلاق من غير

Sosok Ulama Minang Konseptor Sila Pertama Pancasila

Gambar
Presiden pertama Indonesia Sukarno pernah mengajukan lima prinsip sebagai dasar negara Indonesia, yaitu: Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau Perikemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan sosial, dan Ketuhanan. Konsep Ketuhanan yang ditempatkan pada prinsip kelima oleh Bung Karno, pada akhirnya menjadi sila pertama. Lalu dari mana ide Ketuhanan yang menjadi tawaran Bung Karno? Adalah Syekh Abbas Abddulah yang memberi wejangan pada Bung Karno. Kala itu, ia berkunjung ke Perguruan Darul Funun di Puncakbakuang, Padang Japang. “Bung Karno berkunjung ke madrasah Darul Funun, dengan tujuan meminta saran kepada Syeikh Abbas Abdullah tentang apa sebaiknya bagi negara Indonesia. Syeikh Abbas menyarankan Negara yang akan didirikan kelak haruslah berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa,” tulis Muslim Syam dalam buku “Riwayat Hidup dan Perjuangan 20 Ulama Besar Sumatera Barat”, terbitan Islamic Centre Sumatera Barat tahun 1981. Darul Funun merupakan sebuah madrasah yang cuk