Ulama Al-Azhar Haramkan Do'a Bersama


(Oleh : Ahmad Tsauri)

Ulama al-Azhar Syarif terus merespon dinamika yang terjadi di masyarakatnya  muslim akibat wanah coronavirus dengan mengeluarkan fatwa keagamaan.

Fatwa terbaru membahas kumpupan doa berjamaah. Banyak masyarakat mengadan kumpulan doa bersama, istigosah dan kegiatan lainnya yang intinya memohon kepada Allah untuk menghilangkan wabah.

Al-Azhar secara tegas mengharamkan kegiatan tersebut, karena dianggap kontra produktif dengan upaya pemerintah disemua negara dalam mencegah penyebaran pandemi corona.

Dalam fatwa al-Azhar itu ada kisah menarik, yang ditulis oleh Imam Ibn Hajar al-Asqalani, menurut Ibn Hajar, pada saat pertama kali terjadi wabah Thaun di Mesir, pada tanggal 27 Rabiul awal 833 H, yang wafat dibawah 40 orang.

Kemudian ada ulama yang berinisiatif untuk mengumpulkan masyarakat di lapangan pada tanggal 4 Jumadil Ula, setelah mereka puasa selama 3 hari berturut-turut sebelumnya, sebagaimana tata cara pelaksanaan Sholat istisqa (memohon hujan).

Ribuan orang berkumpul, berdoa bersama dan mereka berdiri semua selama satu jam, setelah itu mereka pulang ke rumah masing-masing.

Apa yang terjadi kemudian? Kata Imam Ibn Hajar, selang satu bulan yang wafat setiap hari lebih 1000 orang dan terus menerus meningkat. Sebelum diadakan munajat bersama yang wafat dibawah 40 setelah munajat 1000 orang lebih yang wafat setiap harinya.

Teksnya:

قد قال الإمام ابن حجر -رحمه الله- عن أحوال مشابهة لهذه الظروف: «فليس الدعاء برفعِ الوباء ممنوعًا، ولا مصادمًا للمقدور من حيث هو أصلاً، وإنما الاجتماع له كما في الاستسقاءِ؛ فبدعة حدثت في الطاعون الكبير سنة (749 هـ) بدمشق ... وخرج الناس إلى الصحراء ومعظمُ أكابرِ البلدِ فدعوا واستغاثوا، فعظُم الطاعونُ بعد ذلك، وكَثُرَ، وكان قبلَ دعائِهم أخفُّ!
قلت (أي: ابن حجر): ووقع هذا في زماننا، حين وقع أوَّلُ الطاعونِ بالقاهرة في 27 من شهر ربيع الآخَر سنة (833 هـ)، فكان عددُ من يموتُ بها دون الأربعين، فخرجوا إلى الصحراء في 4 جمادى الأولى، بعد أن نُودي فيهم بصيام ثلاثة أيامٍ، كما في الاستسقاء، واجتمعوا، ودعوا، وأقاموا ساعةً، ثم رجعوا، فما انسلخ الشهر حتى صار عددُ من يموت في كل يومٍ بالقاهرة فوق الألف، ثم تزايد!»

Oleh sebab itu al-Azhar mengharamkan doa bersama, mengundang, mengajak, ataupun memfasilitasi.

Jika tidak ada faktor lain berdoa hukumnya sunah, mengadakan kumpulan untuk berdoa juga sunah, akan tetapi dalam kasus corona ini, langkah awal yang wajib dilakukan sebelum berdoa adalah mengkarantina diri sendiri, self quarantine dan social distancing, mengurangi interaksi, menghindari kerumunan.

Apa artinya berdoa bersama kalau justru kegiatan itu memperparah keadaan, penularan virus semakin masif dan banyak korban jiwa

Sabda Nabi saw لا ضرر ولا ضرار, tidak boleh membahayakan diri sendiri juga tidak boleh membahayakan orang lain.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjemah Kitab Alala dalam Bahasa Jawa dan Indonesia

Shalawat Badawiyah Kubro (An-Nurooniyah) dan Fadhilahnya

Shalawat Tasmiyah