'Syeikh' Rocky dan Tuduhan terhadap Kitab Suci


Saya sebut 'syeikh' (bukan syeikh yang sebenarnya) karena tokoh ini seolah punya keilmuan menafsirkan kitab Al-Qur'an sehingga dianggap 'ahli tafsir' dan idola Bani Minhum. Salah satu 'fatwa' topnya adalah kitab suci sebagai kitab fiksi dan 'tafsirnya' yang paling spektakuler tentang surat Al-Baqarah 269 alias ngawur.

Begitulah jika menafsirkan Al-Qur'an bukan ahlinya apalagi seorang atheis sehingga sukses besar dalam mengobok-obok ayat Al-Qur'an. Anehnya, kelompok pemuja 'syeikh' ini kerap meneriakkan anti komunis tapi mengidolakan atheis. Sangat aneh dan ironis bukan?

Mengaku sebagai pejuang akal sehat namun hakikatnya kehilangan akal sehat. Mengapa demikian? Akal sehat yang seharusnya menuntunnya pada pengakuan eksistensi agama namun malah menjadi atheis, menolak keberadaan agama. Sebab nalar atheis hanya berkutat pada akal, akal dan akal sehingga mengagungkan akal dan kehilangan nalar beragama.

Fenomena akhir zaman dimana kelompok semacam ini selalu ada pengikutnya. Ada yang mengaku keluar dari NU walau tidak jelas ke-NU-annya dan tidak diketahui kapan masuknya yang kerjaannya mencaci dimimbar pengajian. Hobi mengutip ayat tapi kerap meleset. Ada yang menuduh NU pro PKI. Ada yang mencela ulama NU tanpa adab dan ada pula NU penjual garisan yang anti PBNU dan berkiblat pada Ormas lain.

Munculnya 'Syeikh' Rocky dan tuduhan seputar Al-Qur'an sebagai kitab fiktif sebenarnya tak hanya terjadi dimasa kini. Era klasik masa awal tumbuhnya Islam juga tak luput dari buzzer anti Al-Qur'an. Bedanya,  sekarang dilakukan oleh atheis sedangkan dimasa nabi adalah kaum penyembah berhala.

Beberapa bukti tuduhan serupa sebagaimana yang lontarkan 'syeikh' Rocky yang diabadikan oleh Al-Qur'an diantaranya:

1. Al-Qur'an sebagai kitab fiktif

وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَوْ كَانَ خَيْرًا مَّا  سَبَقُوْنَاۤ اِلَيْهِ   ؕ  وَاِذْ لَمْ يَهْتَدُوْا بِهٖ فَسَيَقُوْلُوْنَ هٰذَاۤ اِفْكٌ قَدِيْمٌ

Dan orang-orang yang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman, "Sekiranya Al-Qur'an itu sesuatu yang baik, tentu mereka tidak pantas mendahului kami (beriman) kepadanya." Tetapi karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya, maka mereka akan berkata, "Ini adalah dusta yang lama." [QS. Al-Ahqaf: Ayat 11]

2. Al-Qur'an sebagai kitab dongeng

وَاِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِمْ اٰيٰتُنَا قَالُوْا قَدْ سَمِعْنَا لَوْ نَشَآءُ لَـقُلْنَا مِثْلَ هٰذَٓا   ۙ  اِنْ هٰذَاۤ اِلَّاۤ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ

Dan apabila ayat-ayat Kami dibacakan kepada mereka, mereka berkata, "Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat seperti ini), jika kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini. (Al-Qur'an) ini tidak lain hanyalah dongeng orang-orang terdahulu."[QS. Al-Anfal: Ayat 31]

3. Al-Qur'an sebagai kitab sihir

وَاِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِمْ اٰيٰتُنَا بَيِّنٰتٍ  قَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلْحَقِّ لَـمَّا جَآءَهُمْ ۙ  هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ  ؕ

Dan apabila mereka dibacakan ayat-ayat Kami yang jelas, orang-orang yang kafir berkata, ketika kebenaran itu datang kepada mereka, "Ini adalah sihir yang nyata."[QS. Al-Ahqaf: Ayat 7]

Oleh karenanya, wajib berhati-hati dengan 'syeikh' dan saudara-saudaranya yang semacam ini karena bukan hanya membuat kacau dalam beragama namun menggiring untuk menjadi atheis, provokator dan perusak agama. Paham Gerungisme tampil seolah intelektualis-akademis namun nol tentang agama. Waspadalah! 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjemah Kitab Alala dalam Bahasa Jawa dan Indonesia

Shalawat Badawiyah Kubro (An-Nurooniyah) dan Fadhilahnya

Shalawat Tasmiyah