Benarkah Dajjal itu Jomblo?


Setiap manusia ingin hidup bahagia. Fitrahnya adalah menikah dan membina keluarga. Perintah membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah dan memberi rahmat kasih sayang sebagaimana ayat yang sering kita kutip:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖۤ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْۤا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً   ؕ  اِنَّ فِيْ ذٰ لِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.[QS. Ar-Rum: Ayat 21]

Ayat diatas semakin membuat hati tidak karuan bagi kaum jomblo (jomblowers). Hendak segera melepas status kejombloannya tapi takdir berkata lain alias kasep rabi (baca: telat nikah). Tapi jangan khawatir, solusi bagi kaum jomblo adalah puasa. Ya, puasa agar syahwat terlindungi.

عَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ لَنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( يَا مَعْشَرَ اَلشَّبَابِ ! مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اَلْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ , فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ , وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ , وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ ; فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Abdullah Ibnu Mas’ud ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda pada kami: “Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu.” [Muttafaq Alaihi]

Hadits ini bukan berarti menjadi legitimasi bagi kaum jomblo untuk tidak menikah dengan alasan kuat puasa atau mampu meredam hasrat seksual sebab seburuk-buruk mayit adalah mayit yang matinya dalam keadaan jomblo karena enggan menikah.

شراركم عزابكم, وأراذل موتاكم عزابكم

Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah dan sehina-hina mayat kalian adalah yang tidak menikah” (HR. Ahmad).

Walau hadits ini statusnya dhaif bahkan dalam riwayat lain berstatus munkar, tak selayaknya bagi jomblo bersantai-santai bahkan bercita-cita ingin jadi jomblo permanen. Kecuali memang status kejombloan karena keadaan seperti wajah dibawah standar atau karena belum ada biaya. Ingat, semurah-murahnya biaya nikah tak ada yang gratisan lho. Apalagi nikah dizaman now. Jika jodohnya seret karena alasan ini maka status kejombloan bisa dimaklumi.

Intinya, menyegerakan nikah namun tak perlu tergesa-gesa. Pernikahan tak hanya sarana pelampiasan hasrat seksual namun menyatukan hati, menyatukan perasaan, menyatukan pengalaman dan ilmu bagi kedua pasangan. Dan yang juga penting adalah niat yang benar.

Di dalam kitab al-Minhaj as-Sawi dikutib beberapa contoh niat baik dalam menikah yang disampaikan oleh al-Imam al-Habib ‘idrus bin Husain al-‘Idrus:

نَوَيْتُ بِهَذَا التَّزْوِيْجَ مَحَبَّةَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالسَّعْيَ فِيْ تَحْصِيْلِ الْوَلَدِ لِبَقَاءِ جِنْسِ الْإِنْسَانِ -

“Dengan pernikahan ini aku niat cinta kepada Allah Azza wa jalla dan berusaha menghasilkan anak untuk keberlangsungan manusia”

نَوَيْتُ مَحَبَّةَ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِيْ تَكْثِيْرِ مَنْ بِهِ مُبَاهَاتُهُ -

“Aku niat mencintai Rasulullah shallallahu alaihi wassallam di dalam memperbanyak orang yang akan dibanggakan oleh beliau”

نَوَيْتُ بِهِ التَّبَرُّكَ بِدُعَاءِ الْوَلَدِ الصَّالِحِ بَعْدِيْ -

“Aku niat menikah untuk mendapatkan berkah doa anak saleh setelah aku tiada”

نَوَيْتُ بِهِ التَّحَصُّنَ مِنَ الشَّيْطَانِ وَكَسْرَ التَّوْقَانِ وَدَفْعَ غَوَائِلِ الشَّرِّ وَغَضَّ الْبَصَرِ وَقِلَّةَ الْوَسْوَاسِ -

“Aku niat menikah agar terjaga dari setan, memenuhi hasrat (yang tidak terkendalikan), mencegah godaan-godaan kejelekan, memejamkan pandangan dari perkara haram, meminimalisir godaan-godaan.”

نَوَيْتُ حِفْظَ الْفَرْجِ مِنَ الْفَوَاحِشِ -

“Aku niat menjaga farji (kemaluan) dari perbuatan-perbuatan hina (Zina).”

نَوَيْتُ بِهِ تَرْوِيْحَ النَّفْسِ وَإِيْنَاسَهَا بِالْمُجَالَسَةِ وَالنَّظَرِ وَالْمُلَاعَبَةِ إِرَاحَةً لِلْقَلْبِ وَتَقْوِيَّةً لَهُ عَلَى الْعِبَادَةِ -

“Saya niat niat untuk membahagiakan dan menyenangkan hati dengan duduk bersama istri, memandang dan bergurau dengannya agar menyenangkan dan menguatkan hati untuk beribadah.”

نَوَيْتُ بِهَذَا التَّزْوِيْجِ مَا نَوَاهُ عِبَادُ اللهِ الصَّالِحُوْنَ وَالْعُلَمَاءُ الْعَامِلُوْنَ -

“Dengan pernikahan ini aku niat seperti yang diniati oleh hamba-hamba Allah yang saleh dan para ulama yang mengamalkan ilmunya.”

(al-Habib Zain bin Ibrahim bin Sumith, al-Minhaj as-Sawi, Yaman, Dar al-‘Ilmi wa ad-Da’wah, cetakan pertama, 2008, halaman 684 – 685)

Bagi kaum pelajar dan pencari ilmu, tak usah buru-buru nikah. Jika mampu, menikah dengan tetap melanjutkan studi. Kalaupun sudah siap nikah namun jodoh belum datang jangan khawatir. Tetap ikhtiar dan tawakkal. Jodoh akan datang pada waktu yang tepat. Jika tak kunjung datang janganlah bersedih, tetap optimis karena hidup adalah ujian dan teruslah berbaik sangka kepada Allah. Ada banyak hamba-Nya yang bertakwa namun sepanjang hidupnya belum sempat atau belum berjodoh didunia.

Jika enggan menikah karena alasan yang tak jelas maka hal inilah yang berbahaya karena menyerupai Dajjal yang sepanjang hidupnya jomblo. Waspadalah! Dalam riwayat dikatakan: "Menikahlah karena Dajjal itu jomblo" (bukan hadits).

Bagi kaum jomblo yang ingin masa jomblonya bahagia, membawa berkah dan berkesan, dapat gabung kedalam komunitas Ikatan Jomblo Nahdlatul Ulama (IJNU). Dijamin, dalam komunitas ini kaum jomblo tidak akan galau dan terbebas dari virus radikal. Walau jomblo akan tetap menjadi jomblo moderat.

Semoga jomblowers segera ganti status. Semoga yang sudah menikah menjadi jodoh yang kekal hingga ke surga. Diberikan keturunan yang membahagiakan, penyejuk hati dan menjadi syafaat diakhirat kelak.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjemah Kitab Alala dalam Bahasa Jawa dan Indonesia

Shalawat Badawiyah Kubro (An-Nurooniyah) dan Fadhilahnya

Shalawat Tasmiyah