Islam Nusantara sebagai Penjaga Akidah Aswaja NKRI dan Benteng Nasionalisme
Islam NUsantara Islam ahlussunah WAL JAMAAH An-Nahdliyah di bumi indonesia/nusantara. Bukan merupakan ajaran atau aliran sendiri. Jadi bagaimana mewarisi esensi Islam yang diajarkan Kanjeng nabi, islam yg Rahmatan lilalamin yg esensi ajaranny mengedepankan Aklaqul karimah. Di Indonesia /Nusantara dikembangkan para wali-wali dulu. Islam di belahan bumi Indonesia itu punya karakteristik sendiri yang unik proses masuknya dg cara damai mengedepankan nilai2 Akhlaqul karimah. Kalau saja Wali Songo itu tidak coba beradaptasi dengan lingkungan sekitar ketika Hindu dan Budha masih menjadi agama mayoritas, mungkin kita tidak bisa menyaksikan Islam yang tumbuh subur seperti sekarang ini.
Islam Nusantara yaitu menjaga tradisi Islam Nusantara atau amaliyah Islam nusantara yg dibawa para wali songo, yg dibawa para habaib serta ulama2 pendahulu kita sperti tahlilan, rotiban, maulid nabi atau mauludan, ziarah kubur, haul, peringatan nisyfu sa'ban, perigatan nuzulul qur'an dan masih banyak lagi dan itu amaliyah ASWAJA (Ahlussunnah Waljama'ah) yg khas Indonesia atau khas Nusantara.
Jadi ada kelompok yg tidak suka bahkan benci terhadap amalan2 aswaja yg disebutkan tadi, lihat arab saudi. Dahulu arab saudi sperti Indonesia dipegang oleh ulama2 dan para habaib aswaja semua amaliyah di arab saudi sama persis dgn Indonesia ada rotiban, mauludan, tahlil, ziarah kubur, haul.
Namun lihat sekarang arab saudi berubah. Semua amalan2 aswaja dihilangkan oleh kelompok2 tertentu yg sekarang dikuasai wahhabi dan para habaib serta ulama aswaja di arab saudi dibunuh, maqom2 para wali Allah dihancurkan bahkan maqom Nabi saw juga SEMPAT AKAN DIBONGKAR. Alhamdulillah waktu itu NU mengirimkan ulamanya ke arab saudi untuk berdebat langsung.
Yg menolak dan melarang pembongkaran maqom nabi saw yg waktu itu disebut tim hijaz dan Islam Nusantara juga bertujuan melindungi serta menjaga maqom2 para wali Allah yg ada di Nusantara ini supaya tetap terjaga. Jangan sampai sperti arab saudi maqom2 para wali Allah dihancurkan bahkan rumah nabi saw sekarang diarab saudi dihancurkan dan dijadikan toilet umum.
Oleh karena itu jangan berprasangka buruk bahkan sampai berani memvonis sesat, menyesatkan, murtad, kafir. Jadi sudah jelas Islam Nusantara itu menjaga dan melindungi amaliyah2 aswaja atau tradisi2 aswaja yg ada di Nusantara ini serta melindungi maqom2 para wali Allah di nusantara ini. Semoga kita semua dibersihkan hatinya oleh Allah swt yg maha berkasih sayang dan jagan ikut2an mengkafir2kan menyesat2kan.
Perlu ditegaskan disini bahwa Islam Nusantara tidaklah anti budaya Arab, akan tetapi untuk melindungi Islam dari Arabisasi dengan memahaminya secara kontekstual. Islam Nusantara tetaplah berpijak pada aqidah tauhid sebagaimana esensi ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad. Arabisasi bukanlah esensi ajaran Islam. Karenanya, kehadiran karakteristik Islam Nusantara bukanlah respon dari upaya Arabisasi atau percampuran budaya Arab dengan ajaran Islam, akan tetapi menegaskan pentingnya sebuah keselarasan dan kontekstualisasi terhadap budaya lokal. sepanjang tidak melanggar esensi ajaran Islam
Inti Indonesia adalah terletak pada rasa persatuan dan kesatuan. Rasa inilah yang agaknya menjadi barang mahal dan sulit sekarang ini. Rasa itu sesungguhnya yang membingkai keberadaan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Karenanya tugas kita bagaimana terus menjaga NKRI ini dan mengukuhkan Persatuan Bangsa dan Negara.
Indonesia itu tidak disukai kalau ekonominya maju. Karenanya selalu ada upaya eksternal (asing) untuk memperlemah ekonomi Indonesia. Sekaligus terus mengancam NKRI. Ketika gagal melemahkan dari sisi ekonomi, dilemparlah isu Sunni-Syiah. Begitu merasa gagal dengan isu itu kemudian konflik antar umat beragama seperti insiden di Tolikara Papua. Intinya cuma satu: MEMECAH BELAH NKRI.
Laut itu punya jati diri, pendirian, dan harga diri. Sehingga betapapun zat yang masuk ke dalam laut melalui sungai-sungai yang mengalir kepadanya, keasinan air laut tidak akan terkontaminasi. Karena laut itu bisa mengantisipasi limbah-limbah yang masuk. Ikan yang berada di dalam laut pun juga demikian. Ia tetap tawar dan tidak terkontaminasi oleh asinnya air laut. Sedangkan air laut sendiri tidak mengintervensi ikan yang ada di laut. Keduanya mempunyai jati diri yang luar biasa dan bisa hidup bersama, serta saling menghargai dalam “ideologinya” masing-masing.
Dalam hidup berbangsa dan bernegara, laut adalah contoh konkret. Jati diri bangsa, harga diri bangsa, kehormatan bangsa tetep punya kepribadian yang luar biasa, dan kedua-duanya dapat hidup bareng dengan harmoni. Kalau kita bisa meniru kehidupan yang ada di laut, maka bangsa ini akan aman dan enggak bakal ruwet.
Baca lainnya: Ketika NU menjadi Target Wahabi
Oleh: Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Pekalongan, Rais Aam Idaroh Aliyah Jam’iyyah Ahli Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN).

Komentar
Posting Komentar