Ciri-Ciri Khawarij (Dzul Khuwaishirah): Plontos dan Anti Ziarah


Dzul Khuwashirah ini selain berjenggot lebat, ia memiliki ciri-ciri fisik lainnya, seperti menonjol pipinya, cekung kedua matanya, nonong dahinya, gundul kepalanya, cingkrang sarungnya (celananya), dan diantara kedua matanya terdapat tanda bekas sujud. Mereka juga dikenal sebagai kaum yang sangat rajin beribadah shalat dan puasa.

Bercukur botak

Hadits Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu
.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رضي الله عنه عَنْ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ يَخْرُجُ نَاسٌ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ وَيَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنْ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنْ الرَّمِيَّةِ ثُمَّ لَا يَعُودُونَ فِيهِ حَتَّى يَعُودَ السَّهْمُ إِلَى فُوقِهِ قِيلَ مَا سِيمَاهُمْ قَالَ سِيمَاهُمْ التَّحْلِيقُ أَوْ قَالَ التَّسْبِيدُ (رواه البخاري ٧٥٦۲).
.
“Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yg membaca al-Qur’an namun tdk sampai melewati kerongkongan mereka (tdk sampai ke hati), mereka keluar dr agama seperti anak panah keluar dri busurnya, mereka tdk akan dpt kembali seperti anak panah yg tak akan kembali ke tempatnya; tanda-tanda mereka ialah bercukur plontos (gundul).” (HR Bukhari [7562]). Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, dan Ibnu Hibban.Fatwa Sayyid Abdurrahman al-Ahdal mufti negeri Zabid sebagai berikut:
.
وَكَانَ مُفْتِي زَبِيْدَ السَّيِّدُ عَبْدُ الرَّحْمنِ الْأَهْدَلُ يَقُوْلُ (لاَ حَاجَةَ إِلىَ التَّأْلِيْفِ فِي الرَّدِّ عَلىَ الْوَهَّابِيَّةِ بَلْ يَكْفِيْ فِي الرَّدِّ عَلَيْهِمْ قَوْلُهُ صلى الله عليه وسلم (سِيْمَاهُمْ التَّحْلِيْقُ) فَإِنَّهُ لَمْ يَفْعَلْهُ أَحَدٌ مِنَ الْمُبْتَدِعَةِ غَيْرُهُمْ).

“Adalah mufti negeri Zabid, Sayyid Abdurrahman al-Ahdal, telah berkata; “TIDAK BUTUH menulis bantahan terhadap kaum (Salafi-)Wahabi. Bantahan terhadap mereka telah cukup dgn SABDA NABI shallallahu ‘alaihi wasallam: “Tanda2 mereka adlh cukur plontos”. Krn cukur plontos BELUM PERNAH dilakukan oleh kaum ahli bid’ah selain Salafi-Wahabi.”

Baca juga: Wajah Allah dalam Perspektif Aswaja dan Kaum Mujassimah

Wahabi anti ziarah
Imam al-Nawawi mengutip kesepakatan ulama Syafi'iyah tentang membaca al-Quran di kuburan:

وَيُسْتَحَبُّ (لِلزَّائِرِ) اَنْ يَقْرَأَ مِنَ الْقُرْآنِ مَا تَيَسَّرَ وَيَدْعُوَ لَهُمْ عَقِبَهَا نَصَّ عَلَيْهِ الشَّافِعِيُّ وَاتَّفَقَ عَلَيْهِ اْلاَصْحَابُ (المجموع شرح المهذب للشيخ النووي 5 / 311)

"Dan dianjurkan bagi peziarah untuk membaca al-Quran sesuai kemampuannya dan mendoakan ahli kubur setelah membaca al-Quran. Hal ini dijelaskan oleh al-Syafi'i dan disepakati oleh ulama Syafi'iyah" (al-Nawawi,  al-Majmu' Syarh al-Muhadzdzab V/311)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shalawat Badawiyah Kubro (An-Nurooniyah) dan Fadhilahnya

Terjemah Kitab Alala dalam Bahasa Jawa dan Indonesia

Shalawat Tasmiyah