Benarkah Tawasul dan Istighatsah ada Dalilnya?


Tawasul adalah salah satu jalan dari berbagai jalan tadharru’ kepada Allah. Sedangkan Wasilah adalah setiap sesuatu yang dijadikan oleh Allah sebagai sabab untuk mendekatkan diri kepadanya.

Istighatsah adalah meminta pertolongan kepada orang yang memilikinya, yang pada
hakikatnya adalah Allah semata. Akan tetapi Allah membolehkan pula meminta pertolongan (istighatsah) kepada para nabi dan para walinya.

Dalil Tawasul dan Istighatsah

Diperbolehkannya tawasul dan istighatsah ini oleh ulama salaf tidaklah terjadi pertentangan. Karena dalam tawasul itu sendiri seseorang bukanlah meminta kepada sesuatu yang dijadikan wasilah itu sendiri, akan tetapi pada hakikatnya meminta kepada Allah dengan barakahnya orang yang dekat kepada Allah, baik seorang nabi, wali maupun orang-orang shalih dan juga dengan amal shalih.

وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ  ؕ  وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَ ۙ 

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. [QS. Al-Baqarah: Ayat 45]

Nabi bersabda :

اللهم اسقنا غيثا مغيثا

Ya Allah berikanlah kepada kami hujan yang memberikan pertolongan. (HR. Bukhari /967,968)

Dalil tentang kebolehan bertawasul dengan amal shalih sangat masyhur karena telah diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Muslim dan Ahmad yaitu hadist tentang tiga orang dari Bani Israil yang terjebak dalam goa dan kemudian bertawasul dengan amal shalihnya masing-masing agar selamat.

Sebagaimana diperbolehkan tawasul dengan amal shalih, tawasul dengan orang-orang shalihpun diperbolehkan, karena pada hakekatnya bukan orangnya yang dijadikan tawasul tetapi amalnya. Sebab seseorang tidak dikatakan shalih ketika tidak melakukan amalan-amalan baik.

Berikut ini adalah dalil-dalil yang menjelaskan tentang kebolehan wasilah.

Dalil al-Qur’an

Surat al-Maidah ayat 35:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْۤا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّـكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung. [QS. Al-Ma'idah: Ayat 35]

Surat al-Isra’ ayat 56:

قُلِ ادْعُوا الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ فَلَا يَمْلِكُوْنَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلَا تَحْوِيْلًا

Katakanlah (Muhammad), "Panggillah mereka yang kamu anggap (Tuhan) selain Allah, mereka tidak kuasa untuk menghilangkan bahaya darimu dan tidak (pula) mampu mengubahnya."[QS. Al-Isra': Ayat 56]

Surat al-Qashash ayat 15:

وَدَخَلَ الْمَدِيْنَةَ عَلٰى حِيْنِ غَفْلَةٍ مِّنْ اَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيْهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلٰنِ ۙ    ۖ   هٰذَا مِنْ شِيْعَتِهٖ وَهٰذَا مِنْ عَدُوِّهٖ ۚ  فَاسْتَغَاثَهُ الَّذِيْ مِنْ شِيْعَتِهٖ عَلَى الَّذِيْ مِنْ عَدُوِّهٖ ۙ  فَوَكَزَهٗ مُوْسٰى فَقَضٰى عَلَيْهِ ۙ    ۖ   قَالَ هٰذَا مِنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ    ؕ  اِنَّهٗ عَدُوٌّ مُّضِلٌّ مُّبِيْنٌ

Dan dia (Musa) masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka dia mendapati di dalam kota itu dua orang laki-laki sedang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan yang seorang (lagi) dari pihak musuhnya (kaum Fir'aun). Orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk (mengalahkan) orang yang dari pihak musuhnya, lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Dia (Musa) berkata, "Ini adalah perbuatan setan. Sungguh, dia (setan itu) adalah musuh yang jelas menyesatkan." [QS. Al-Qashash: Ayat 15]

Surat al-Baqarah ayat 248:

وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ اِنَّ اٰيَةَ مُلْکِهٖۤ اَنْ يَّأۡتِيَکُمُ التَّابُوْتُ فِيْهِ  سَکِيْنَةٌ مِّنْ رَّبِّکُمْ وَبَقِيَّةٌ مِّمَّا تَرَكَ اٰلُ مُوْسٰى وَاٰلُ هٰرُوْنَ  تَحْمِلُهُ الْمَلٰٓئِكَةُ   ؕ  اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لَّـکُمْ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Dan Nabi mereka berkata kepada mereka, "Sesungguhnya tanda kerajaannya ialah datangnya Tabut kepadamu yang di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun yang dibawa oleh malaikat." Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Allah) bagimu jika kamu orang beriman. [QS. Al-Baqarah: Ayat 248]

Surat al-Anfal ayat 9:

اِذْ تَسْتَغِيْثُوْنَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَـكُمْ اَنِّيْ مُمِدُّكُمْ بِاَلْفٍ  مِّنَ الْمَلٰۤئِكَةِ مُرْدِفِيْنَ

(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, "Sungguh, Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut."
[QS. Al-Anfal: Ayat 9]

Surat an-Nisa’ ayat 63:

اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ يَعْلَمُ اللّٰهُ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ ۙ  فَاَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُلْ لَّهُمْ فِيْۤ اَنْفُسِهِمْ قَوْلًاۢ بَلِيْغًا

Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang ada didalam hatinya. Karena itu, berpalinglah kamu dari mereka dan berilah mereka nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya. [QS. An-Nisa': Ayat 63]

Dalil dari hadits

Diriwayatkan dari sahabat Ali karamallahu wajhah, bahwa rasulullah Muhammad s.a.w ketika menguburkan Fatimah binti Asad, ibu dari sahabat Ali bin Abi Thalib, beliau berdoa :

اللهم بحقى وحق الانبياء من قبلى اغفر لامى بعد امى 

Ya Allah dengan hakku dan hak-hak para nabi sebelumku, ampunilah dosa ibuku dan orang-orang setelah kau ampuni ibu kandungku. (HR.Thabrani, Abu Naim, dan al-Haitsami).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjemah Kitab Alala dalam Bahasa Jawa dan Indonesia

Shalawat Badawiyah Kubro (An-Nurooniyah) dan Fadhilahnya

Shalawat Tasmiyah