Benarkah Berbakti pada Orang Tua Sebanding dengan Jihad?


Di bawah ini kami nukilkan beberapa hadits mengenai berbakti kepada kedua orang tua yang pahalanya sebanding dengan jihad di jalan Allah :

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَىُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ قَالَ اَلصَّلاَةُ لِوَقْتِهَا. قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَىٌّ قَالَ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ. قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَىٌّ قَالَ اَلْجِهَادُ فِى سَبِيْلِ اللهِ. فَمَا تَرَكْتُ أَسْتَزِيْدُهُ إِلَّا إِرْعَاءً عَلَيْهِ

Dari Abdullah bin Mas'ud dia berkata, saya bertanya kepada Rasulullah saw : Amalan apakah yang paling utama?  Beliau menjawab : Shalat pada waktunya. Aku bertanya :  Kemudian apa? Beliau menjawab : Berbakti kepada kedua orang tua. Aku bertanya lagi : Kemudian apa? Beliau menjawab : Berjihad di jalan Allah. Kemudian aku tidak menambah pertanyaan lagi karena menjaga perasaan beliau. (H. R. Muslim no. 262, Bukhari no. 527)

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَأْذَنَهُ فِي الْجِهَادِ فَقَالَ أَحَيٌّ وَالِدَاكَ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَفِيْهِمَا فَجَاهِدْ

Dari  Abdullah bin  Amr ram berkata : Datang seorang lelaki kepada Nabi saw lalu meminta izin untuk ikut berjihad. Maka Beliau bertanya : Apakah kedua orang tuamu masih hidup? Lelaki itu menjawab : Ya. Maka beliau bersabda : Kepada keduanyalah kamu berjihad (berbakti). (H. R. Bukhari no. 3004)

عَنْ أَنَسٍ قَالَ أَتَى رَجُلٌ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنِّيْ أَشْتَهِي الْجِهَادَ وَلَا أَقْدِرَ عَلَيْهِ قَالَ هَلْ بَقِيَ مِنْ وَالِدَيْكَ أَحَدٌ ؟ قَالَ  أُمِّيْ قَالَ  قَاتِلُ لِلهِ فِي بِرَّهَا فَإِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ فَأَنْتَ حَاجٌّ وَمُعْتَمِرٌ وَ مُجَاهِدٌ

Dari Anas, ia berkata : Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw lalu berkata : Sesungguhnya aku ingin berjihad, namun tenagaku tidak mampu.  Beliau bersanda : Apakah salah satu di antara kedua orang tuamu masih hidup? Lelaki itu menjawab : Ibuku. Baliu bersabda : Berperanglah untuk Allah dalam memperbaikinya. Bila kamu melakukan yang demikian itu maka kamu laksana orang yang haji, umrah dan orang yang berjihad. (H. R. Abu Ya'la no. 2760)

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السَّلَمِيِّ أَنَّ جَاهِمَةَ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيْرُكَ فَقَالَ هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَالْزَمْهَا فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا

Dari Mu'awiyah bin Jahimah As-Salamiy, bahwasanya Jahimah datang kepada Nabi saw lalu berkata : Wahai Rasulullah, Aku ingin berperang dan aku datang untuk minta pendapatmu. Maka beliau bersabda : Adakah ibumu? Ia jawab : Ya. Beliau bersabda : Berbaktilah kepadanya terus-menerus, karena sesungguhnya surga itu berada di bawah kakinya.   (H. R. Nasa'i no. 3104, Baihaqi no. 18288)

Lebih lengkap bisa dibaca cerita mengenai seorang pemuda yang bernama Uwais Al-Qarni, karena sayang dan berbaktinya kepada orang tua (ibu) nya, maka ia mendapat julukan : Tidak terkenal di bumi tapi terkenal di langit. Bahkan sebagian ulama mensejajarkan kewaliannya dengan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani.

Sumber:wongsantun.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjemah Kitab Alala dalam Bahasa Jawa dan Indonesia

Shalawat Badawiyah Kubro (An-Nurooniyah) dan Fadhilahnya

Karomah Habib Abdullah bin Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih Malang