Mengapa Habib Quraish Shihab dituduh Sebagai Syiah dan Liberal?


Oleh Suryono Zakka

Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA adalah pakar tafsir se-Asia Tenggara. Mantan Menteri Agama dengan banyak prestasi hingga banyak buku karyanya seputar Al-Qur'an dan tafsir. Beliau menamatkan pendidikan jenjang S 1 hingga S 3 di Al-Azhar, Cairo. Master piece sebagai puncak keilmuannya beliau tuangkan dalam tafsir fenomenal, tafsir Al-Mishbah lengkap 30 juz.

Karena kepakarannya dalam tafsir Al-Qur'an yang keilmuannya melampaui zaman, tak heran jika banyak orang belum memahami apa yang beliau sampaikan tentang tafsir dan pemikirannya. Hingga beliau tak sepi dari tuduhan sebagai penganut Syiah dan liberal.

Mengapa beliau dituduh sebagai Syiah?

Beliau adalah tokoh moderat yang anti terhadap perilaku takfiri. Sebagai pengikut Ahlussunnah sejati, beliau tak mengkafirkan madzhab manapun termasuk madzhab Syiah. Karena tidak mengkafirkan madzhab Syiah sebagaimana juga tokoh-tokoh Sunni lainnya, akhirnya beliau dituduh kelompok takfiri sebagai Syiah.

Tuduhan sebagai Syiah dari kelompok takfiri kian menjadi manakala dalam tafsir Al-Mishbah, habib Quraish Shihab mengutip penafsiran ulama Syiah. Walaupun harus jujur bahwa habib Quraish Shihab tak hanya mengutip pendapat ulama Syiah tapi juga ulama Sunni baik yang moderat maupun konservatif. Namun tuduhan Syiah tak pernah reda walau habib Quraish Shihab juga mengkritisi kelemahan pendapat ulama Syiah dalam tafsirnya.

Moderatisme habib Quraish Shihab sebagai pengikut Aswaja sejati nampak dengan misi baiknya menyatukan madzhab Sunni dan Syiah yang selama ini bertikai. Paradigma Al-Azhar sebagai kampus perdamaian Sunni-Syiah sangat kental dalam diri habib Quraish Shihab. Kita tahu bahwa Al-Azhar selama ini diakui sebagai universitas Islam dunia yang sangat menjunjung tinggi penghormatan bermadzhab termasuk menghormati madzhab Syiah.

Mengapa habib Quraish Shihab dituduh sebagai kelompok liberal?

Bukan hanya habib Quraish Shihab yang akrab dituduh liberal. Gus Dur, kiai Said, Gus Mus, kiai Yahya Cholil dan masih banyak tokoh NU lainnya yang secara serampangan dituduh kelompok takfiri sebagai pengikut liberal. Risiko menjadi warga NU memang berat terlebih jika dihadapkan oleh kelompok takfiri yang anti madzhab dan tidak memahami keanekaragaman pendapat.

Harus diakui bahwa habib Quraish Shihab memang berbeda dalam menafsiri konsep jilbab. Berbeda bukan berarti sesat sebab penafsiran beliau masih kembali merujuk pada Al-Qur'an dan ulama pendahulu. Hanya perbedaan pandangan yang tidak keluar dari ajaran Islam. Terlebih beliau adalah pakar tafsir dan produk kampus Sunni (Al-Azhar) yang tidak diragukan lagi, baik kualitas keilmuannya maupun kualitas kampusnya.

Habib Quraish Shihab adalah tokoh moderat. Tak ada bukti sebagai penganut liberal dan Syiah. Beliau selalu memberikan ruang kebebasan berpendapat selagi masih dalam ranah Islam. Beliau selalu menyuguhkan beragam mutiara pendapat dari ulama pendahulu kemudian mempersilakan pembaca untuk memilih sesuai apa yang diyakininya. Ini membuktikan bahwa samudera keilmuannya luas, tak semua tokoh mampu menyamai.

Sikap wasathiyah (moderatisme) sebagai ajaran luhur Islam beliau buktikan dalam keluarga dan keseharian. Beliau memberikan ruang kebebasan putri-putrinya untuk memilih apa yang diyakininya. Heterogenitas pemahaman mewarnai keluarga. Ada putrinya yang berjilbab dan ada pula yang tidak berjilbab. Beliau adalah seorang ayah, seorang mufassir sekaligus seorang pendidik keluarga yang penuh rahmat dan kasih sayang.

Tuduhan pada habib Quraish Shihab sebagai Syiah dan liberal adalah kebohongan. Lagu lama kelompok takfiri yang gemar menghujat Aswaja-Sunni dan mengkafirkan atau melaknat Syiah. Sunni tetaplah Sunni. Bukan takfiri (Wahabi) dan bukan pula Syiah. Perdamaian Sunni-Syiah adalah tanda binasanya kelompok takfiri.

Menuduh ulama Sunni sebagai Syiah dan liberal adalah satu paket jurus kelompok takfiri. Sama persis yang dialami oleh tokoh-tokoh NU. Jika hanya karena berbeda pendapat lantas dituduh nyeleneh dan sesat, maka Gus Dur pun nyeleneh dan pemikirannya kerap menentang arus. Adakah yang berani mengatakan Gus Dur itu sesat? Kecuali hanya kelompok pembenci Gus Dur dan anti NU.

Konon (boleh percaya dan boleh tidak), Gus Dur pernah dawuh: "Hanya ada tiga cendekiawan muslim dinegeri ini. Yang pertama Nur Cholis Majid (Cak Nur), kedua Quraish Shihab dan yang ketiga (Abdul Syakur Yasin) kalian tak akan tahu, sebab beliau hidup dikampung yang jauh disana".

Semoga sehat selalu habibana, habib Quraish Shihab dan keluarga. Tetap tawadhu' dan sederhana. Diberikan kesabaran dalam membimbing umat yang beraneka ragam karakter. Semoga kita bisa meneladani beliau.  Jika kita tidak mampu mengikuti jejak keilmuannya yang terlampau luas, mudah-mudahan bisa meniru keagungan akhlaknya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjemah Kitab Alala dalam Bahasa Jawa dan Indonesia

Shalawat Badawiyah Kubro (An-Nurooniyah) dan Fadhilahnya

Karomah Habib Abdullah bin Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih Malang