Kupas Tuntas Syari'at, Thoriqoh, Haqiqoh dan Ma'rifat
Dalam keseharian sering kita mendengar istilah2 agama yg terkadang masih rancu pengertiannya di masyarakat, istilah2 tersebut antaranya : 👉 Syari'at, Thoriqoh (tarekat), Haqiqoh (hakekat), Ma’rifat, untuk perlulah kita mengetahui APA itu masing2 istilah tersebut.
(1). SYARI'AT : ~ Syari'at Adalah hukum Islam yg meliputi dan mencakup Al qur’an & sunnah Nabawiyah / Al-Hadist yg merupakan sumber acuan utama dalam semua hukum Islam, yang kemudian selanjutnya menjadi Madzhab2 ilmu Fiqih, Aqidah dan berbagai disiplin ilmu dalam Islam yg dikembangkan oleh para ulama dengan memperhatikan atsar para shohabat ijma’ dan qiyas (dan tanpa penyimpangan dari sumber hukum asal).
Dalam hasanah ilmu keislaman terdapat 62 madzhab fiqh yg dinyatakan Shohih dan bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya oleh para ulama. Sedangkan dalam hasanah ilmu Tauhid/keimanan, dikenal juga dengan istilah ilmu kalam.
Yang mana akhirnya ummat Islam terpecah menjadi 73 golongan / firqoh dalam konsep keyakinan. Perbedaan ini terdiri dari perbedaan tentang konsep2, baik menyangkut keyakinan tentang Alloh SWT, para malaikat, kitab2 Alloh, Nabi2 dan Rosul, Hari Qiamat dan Taqdir.
Namun dalam masalah keimanan berbeda dengan Fiqih. Dalam Fiqh masih ada toleransi atas perbedaan selama perbedaan tersebut masih tetap merujuk pada Al Qur’an & Sunnah, dan sudah teruji kebenarannya serta diakui kemu’tabarannya oleh para ulama yang berkompeten.
Akan tetapi bila dalam konsep keimanan, dari 73 golongan yg ada, hanya satulah golongan yg benar dan menjadi calon penghuni surga, yaitu golongan yg KONSISTEN / ISTIQOMAH berada dibawah BENDERA & PANJI-PANJI Tauhidnya Rosululloh Saw dan Khulafur Rosyidiin yg selanjutnya dikenal dengan SEBUTAN "Ahlus Sunnah Wal Jama'ah".
Sedangkan firqoh / golongan lainnya dinyatakan sesat dan atau bahkan kafir. Jika tidak bertaubat maka mereka terancam masuk dalam neraka ... Na’udzubillahi min dzalik.
(2). Thoriqoh : ~ Thoriqoh adalah JALAN (cara) atau metode implementasi syariat. Yaitu cara (metode) yg ditempuh oleh seseorang dalam menjalankan Syariat Islam, sebagai upaya pendekatannya kepada Alloh Swt.
Jadi orang yang berthoriqoh adalah orang yang melaksanakan hukum Syariat, lebih jelasnya Syariah itu hukum & Thoriqoh itu prakteknya / pelaksanaan dari hukum itu sendiri.
** Thoriqoh disini yg di maksud BUKAN lah yg sebatas WIRID ber-bait, tapi Thoriqoh dalam tataran CARA mengamalkan HUKUM Syari'at.
👉 Thoriqoh ada 2 (dua) macam :
a). Thoriqoh ‘Aam (umum) : adalah menjalankan dan melaksanakan hukum Islam sebagaimana masyarakat pada umumnya, yaitu melaksanakan semua perintah serta menjauhi semua larangan agama dan anjuran2 sunnah serta berbagai ketentuan hukum lainnya sebatas pengetahuan & kemampuanya tanpa ada bimbingan khusus dari guru / mursyid / muqoddam.
b). Thoriqoh Khos (khusus) : yaitu, menjalankan dan melaksanakan hukum Syariat Islam melalui bimbingan lahir dan batin dari seorang guru / Syekh / Mursyid / Muqoddam.
Bimbingan lahir dengan menjelaskan secara intensif tentang hukum2 Islam dan cara pelaksanaan yg benar. Sedangkan bimbingan batin adalah tarbiyah rohani dari sang guru / Syekh / Mursyid / Muqoddam dengan izin bai’at khusus yang sanadnya sambung sampai pada Baginda Nabi, Rosulullah Saw. Thoriqoh Khos ini lebih dikenal dengan nama Thoriqah As-Sufiyah / Thoriqoh Al-Auliya’.
Thoriqoh Sufiyah yg mempunyai izin dan sanad langsung & sampai pada Rosul Saw, berjumlah 360 Thoriqoh. Dalam riwayat lain mengatakan ada 313 thoriqoh. Sedang yg masuk ke Indonesia & direkomendasikan oleh Nahdlatul Ulama’ berjumlah 44 Thoriqoh, dikenal dengan Thoriqoh Al- Mu’tabaroh An-Nahdliyah dengan wadah organisasi yg bernama Jam’iyah Ahlu Al Thoriqoh Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah.
Dalam kitab Mizanul Qubra yg dikarang oleh Imam Asy Sya’rony ada sebuah hadits yang menerangkan dan menyatakan :
ان شريعتي جا ئت على ثلاثما ئة وستين طريقة ما سلك احد طريقة منها الا نجا
“Sesungguhnya syariatku datang dengan membawa 360 thoriqoh (metoda pendekatan pada Alloh), siapapun yg menempuh salah satunya pasti selamat”. (Mizanul Qubra).
Dalam riwayat hadits yang lain dinyatankan bahwa :
ان شريعتي جائت على ثلاثمائة وثلاث عشرة طريقة لا تلقى العبد بها ربنا الا دخل الجنة ( رواه الطبرني )
“Sesungguhnya syariatku datang membawa 313 thoriqoh (metode pendekatan pada Alloh), tiap hamba yang menemui (mendekatkan diri pada) Tuhan dengan salah satunya pasti masuk surga”. (HR. Thobroni).
Terlepas dari perbedaan redaksi dan jumlah thoriqoh pada kedua riwayat hadits diatas, mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus percaya akan adanya thoriqoh sebagaimana direkomendasi oleh hadits tersebut. Kalau tidak percaya berarti tidak percaya dengan salah satu hadits Nabi SAW yang Al-Amiin (terpercaya dan tidak pernah bohong).
Lalu bagaimana hukumnya tidak percaya pada Hadits Nabi yang shohih? Dari semua thoriqoh sufiyah yang ada dalam Islam, pada prinsip pengamalannya terbagi menjadi dua macam. YAITU 👉 Thoriqoh Mujahadah dan Thoriqoh Mahabbah.
Thoriqoh mujahadah adalah thoriqoh / metode pendekatan kepada Alloh SWT dengan mengandalkan kesungguhan dalam beribadah, sehingga melalui kesungguhan beribadah tersebut diharapkan secara bertahap seorang hamba akan mampu menapaki jenjang demi jenjang martabah (maqomat) untuk mencapai derajat kedekatan disisi Alloh SWT dengan sedekat dekatnya. 👉 Sebagian besar thoriqoh yang ada adalah thoriqoh mujahadah.
Sedangkan thoriqoh mahabbah adalah thoriqoh yg mengandalkan rasa syukur & cinta, bukan banyaknya amalan yg menjadi kewajiban utama. Dalam perjalanannya menuju hadirat Alloh SWT seorang hamba memperbanyak ibadah atas dasar cinta dan syukur akan limpahan rohmat dan nikmat Alloh SWT, tidak ada target maqomat dalam mengamalkan kewajiban dan berbagai amalan sunnah dalam hal ini.
Tapi dengan melaksanakan ibadah secara ikhlash tanpa memikirkan pahala, baik pahala dunia maupun pahala ahirat , kerinduan si hamba yg penuh cinta pada Al-Kholiq (Alloh) akan terobati. Yg terpenting dalam thoriqoh mahabbah bukan kedudukan / jabatan disisi Alloh, tapi menjadi kekasih yang cinta dan dicintai oleh Alloh SWT. Habibulloh adalah kedudukan Nabi kita Muhammad SAW.
"Adam shofiyulloh, Ibrohim Kholilulloh, Musa Kalimulloh, Isa Ruhulloh sedangkan Nabi Muhammad SAW Habibulloh". Satu2 nya thoriqoh yg menggunakan metode mahabbah adalah Thoriqoh At-Tijany.
Nama2 thoriqoh yg masuk ke Indonesia & telah diteliti oleh para Ulama NU yg tergabung dalam Jam’iyyah Ahluth Thoriqoh Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah dan dinyatakan Mu’ tabar (benar sanadnya sambung sampai pada Baginda Rosululloh SAW), antara lain :
1. Umariyah 2. Naqsyabandiyah 3. Qodiriyah
4. Syadziliyah 5. Rifa'iyah 6. Bakriyah
7. Idrusiyah. 8. Utsmaniyah 9. ‘Alawiyah
10. Abbasiyah. 11. Dasuqiyah 12. Zainiyah
13. Akbariyah 14. Isawiyah 15. Haddadiyah
16. Kholwatiyah 17. Syathoriyah
18. Ghozaliyah 19. Malamiyyah
20. Uwaisiyyah. 21. Sa’diyah 22. Idrisiyah
23. Sa’baniyyah. 24. TIJANIYAH
25. Sammaniyah DAN masih banyak lagi.
DAN perlu untuk diketahui ada SATU Thoriqoh yang hampir tidak dianggap, mamun JUSTRU ia adalah THORIQOH yang paling UTAMA dan nomer SATU (Afdlol) yaitu 👉 Thoriqoh Ta'lim WaTa'allum (mengaji dan mengajar) yang mana bila di Indonesia di wadahi dan atau dikenal dengan nama 👉 PONDOK PESANTREN.
Dengan mengaji kita akan tahu dan faham akan seluk beluk hukum AGAMA, sehingga tidak sekedar ikut2 tan dan nimbrung dengan sesuai selera hati dan sebatas cocok & senang dengan figur dan tampilan seseorang.
Dan dengan MENINGGALKANNYA (mengaji) akan terjadi hal yang sebaliknya, akan di ombang-ambingkan kehidupan... AKAN mudah menilai dan meng-Klaim lainnya, mudah menuduh dan mengatakan dirinya yg benar, yg tidak sefaham salah, sesat, bid'ah & lain2-nya.
(3). HAQIQOH (Hakekat) : ~ Haqiqoh yaitu sampainya seseorang yg mendekatkan diri kpd Alloh Swt di depan pintu gerbang kota tujuan, yaitu tersingkapnya hijab2 pada pandangan hati seorang salik (hamba yg mengadakan pengembaraan batin) sehigga dia mengerti dan menyadari sepenuhnya HAKIKAT dirinya selaku seorang hamba didepan Tuhan-Nya selaku Al-Kholiq Swt, bertolak dari kesadaran inilah, ibadah seorang hamba pada lefel ini menjadi berbeda dengan ibadah orang kebanyakan.
Kebanyakan manusia beribadah bukan karena Alloh SWT, tapi justru karena adanya target2 hajat duniawi yang ingin mereka dapatkan, ada juga yg lebih baik sedikit niatnya, yaitu mereka yg mempunyai target hajat2 ukhrowi (pahala akhirat) dengan kesenangan surgawi yg kekal.
Sedangkan golongan Muhaqqiqqiin tidak seperti itu, mereka beribadah dengan niat se-mata2 karna Alloh SWT, sebagai hamba yg baik mereka senantiasa menservis majikan/tuannya dengan sepenuh hati dan kemampuan, tanpa ada harapan akan gaji / pahala. Yang terpenting baginya adalah ampunan dan keridhoan Tuhannya semata. Jadi tujuan mereka adalah Alloh SWT bukan benda2 dunia termasuk surga sebagaimana tujuan ibadah orang kebanyakan tersebut diatas.
** Tapi level ini tidak akan mungkin dan tidak bisa tanpa melalui dua tahapan sebelumnya yaitu SYARI'AT dan THORIQOT.
(4). MA'RIFAH : ~ Ma’rifah adalah tujuan akhir seorang hamba yg mendekatkan diri kpd Alloh Swt. (salik) Yaitu masuknya seorang salik kedalam istana suci kerajaan Alloh Swt. ( Wusul ilalloh Swt), sehingga dia benar2 mengetahui dengan pengetahuan langsung dari Alloh SWT, baik tentang Tuhannya dengan segala keagungan Asma’-Nya, Sifat2, Af’al serta DzatNya. Juga segala rahasia penciptaan mahluk diseantero jagad raya ini.
Para ‘Arifiin ini tujuan dan cita2 ibadahnya jauh lebih tinggi lagi, Mereka bukan hanya ingin Alloh SWT dengan Ampunan & keridhaan-NYa, tapi lebih jauh mereka menginginkan kedudukan yg terdekat dengan Al-Kholiq, yaitu sebagai hamba hamba yg cinta & dicintai oleh Alloh SWT.
~~ "Syariah & Thoriqoh" kita bisa mempelajari teori dan praktek secara langsung, baik melalui membaca kitab2 / buku2 maupun melalui pelajaran2 (ta’lim) dan pendidikan (Tarbiyah) bagi ilmu Thoriqoh. Sedangkan Haqiqoh & Ma’rifah pada prinsipnya tidak bisa dipelajari sebagai mana Syariah & Thoriqoh karena sudah menyangkut Dzauqiyah (rasa hati).
Haqiqoh & ma’rifah lebih tepatnya merupakan buah / hasil dari perjuangan panjang seorang hamba yang dengan konsisten (istiqomah) mempelajari & menggali kandungan syariah dan mengamalkanya dengan ikhlash se-mata2 karena ingin mendapatkan ridho dan ampunan serta cinta Alloh SWT.
~~ Perumpamaan yg agak dekat dengan masalah ini adalah :👉 ibarat satu jenis makanan atau minuman ( misalnya nasi gule ). Resep masakan nasi gule yg menjelaskan bahan- bahan & cara membuat nasi gule itu sama dengan Syariah.
Bimbingan praktek memasak nasi gule itu sama dengan Thoriqoh. Resep dan praktek masak nasi gule ini bisa melalui buku dan mempraktekkan sendiri (ini yang tingkatan Thoriqah ‘Am ). Sedangkan resep dan praktek serta bimbingan masak nasi gule dengan cara kursus pada juru masak yg ahli (itu namanya Thoriqah khos/ khusus).
Makan nasi gule & menjelaskan rasa / enaknya ini sudah haqiqoh dan tidak ada buku panduannya, demikian juga makan nasi gule dan mengetahui secara detail rasa, aroma, kelebihan dan kekurangannya itu namanya MA'RIFAH.
PEPELING :
Diterangkan dalam Kitab Kifayatul Atqiya' Wa Minhajul Ashfiya ~ Syekh Abu Bakr As-Sayyid Al Bakr Ibn As Sayyid Muhammad Syatho Ad Dimyathi, hal : 8 - 13
إِنَّ الطَّرِيْقَ شَرِيْعَةٌ وَ طَرِيْقَةٌ * وَ حَقِيْقَةٌ فَاسْمَعْ لَهَا مَا مُثِلَا
Sesungguhnya jalan (menuju Alloh) itu harus melalui syariat, thoriqot (tarekat) dan hakekat, maka hendakalah engkau mendengarkan hal-hal yg akan diperumpamakan berikut.
فَشَـرِيْعَةٌ كَسَـفِيْنَةٍ وَطَرِيْـقَةٌ * كَالْبَـحْرِثُمَّ حَقِيْـقَةٌ دُرٌّ غَـلاَ
Syari’at ibarat (bagaikan) perahu dan thoriqot ibarat lautan, dan kemudian hakekat ibarat mutiara yg berharga (yg brada ditengah lautan).
فَشَرِيْعَةٌ أَخْذٌ بِدِيْنِ اْلخَالِقِ * وَقِيَامُهُ بِاْلأَمْرِ وَالنَّهْىِ انْجِلَا
Maka syariat itu adalah mengikuti agama Sang Pencipta & mematuhi apa yang diperintah dan menjauhi apa yang dilarang dengan terbuka (tanpa pilah pilih).
وَطَرِيْقَةٌ أَخْذٌ بِأَحْوَاطٍ كَالْوَرَعِ * وَعَزِيْمَةٍكَرِيَاضَةٍ مُتَبَتِّلَا
Dan tarekat itu menjalani (syariat) dengan waspada seperti wara’, dan ber-sungguh2 sebagaimana latihan diri dalam beribadah.
وَحَقِيْقَةٌ لَوُصُوْلُهُ لِلْمَقْصِدِ * وَمُشَاهَدٌ نُوْرَ التَّجَلِّى بِانْجِلَى
Dan hakekat adalah sampainya salik (pejalan ruhani) kepada maksud tujuan, & menyaksikan cahaya tajalli dengan terang benderang
مَـنْ رَامَ دُرًّا لِلسَّفِيْنَةِ يَرْكَـبُ * وَيَغُـوْصُبَحْـرًا ثُمّ دُرًا حَصَلاَ
Siapa yg menginginkan mutiara, maka ia harus menaiki parahu, kemudian menyelam dilautan, maka dia akan meraih mutiara tersebut.
وَكَذَاالطّرِيْقَةُ وَالْحَقِيْقَةُ يَاأخِيْ*مِنْ غَيْرِ فِعْلِ شَرِيْعَةٍ لَنْ تُحَصَّلَا
Demikian pula tarekat dan hakekat, wahai saudaraku, dengan tanpa pengamalan terhadap syari’at maka hakekat tersebut tidak akan pernah didapatkan.
فَعَلَيْهِ تَزْيِيْنَ لِظَاهِرِهِ الْجَلَى * بِشَرِيْعَةٍ لِيَنُوْرَ قَلْبٌ مُجْتَلَا
Maka hendaklah menghiasi pada zahirnya yang jelas dengan syariat untuk supaya hati terang benderang.
وَتَزُوْلَ عَنْهُ ظُلْمَةٌ كَىْ يُمْكِنَا لِطَرِيْقَةٍ فِي قَلْبِهِ أَنْ تَنْزِلَا
Dan lepas darinya kegelapan, supaya memungkinkan tarekat bisa memasuki hatinya.
وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ طَرِيْقٌ مِنْ طُرُقٍ * يَخْتَارُهُ فَيَكُوْنُ مِنْ ذاَ وَاصِلَا
Dan dari setiap ulama tasawuf itu memiliki tarekat dari tarekat2 yg ia pilih, maka akan sampai (kpada Alloh) dari memiliki perantaraan
كَجُلُوْسِهِ بَيْنَ اْلأَنَامِ مُرَبِّيًا * وَكَكَثْرَةِ اْلأَوْرَادِ كَالصَّوْمِ وَالصَّلَا
(Yaitu) seperti duduk di antara manusia dengan mengajar, dan sepeti memperbanyak aurod yaitu mislanya puasa dan Sholat (sunnah).
وَكَخِدْمَةٍ لِلنَّاسِ وَالْحَمْلِ اْلحَطَبِ * لِتَصَدُّقٍ بِمَحْصَلٍ مُتَمَوَّلَا
Dan juga seperti khidmah (membantu) kepada manusia dan seperti membawa kayu bakar untuk disedekahkan dengan hasil modal yang ia dapatkan.”
~ Marilah mengaji !!! Fahami dan kenalilah Aqidah !!! Dengan mengaji semua bisa di mengerti, maka bukalah HATI biar terbuka pula AKAL dan FIKIRAN.
Ingat ... Bid'ah Hasanah Itu sebagai Penangkal Radikalisme & Faham Sekulerisme, Pluralisme dan Liberalisme. Makadari itu Fahami dan Pelajari Betul apa itu BID'AH, jangan mendahulakan antipati, kebencian dan fanatisme semata.
KESOMBONGAN & KECONGKAAN sangatlah ber-BAHAYA, di karenakan keduanya ... jangankan Nabi,... Shohabat, Tabi'in, Auliya', Ulama, BAHKAN Alloh Tuhan Semesta Alampun di tentang oleh IBLIS (karena adanya kesombongan & kecongkan).
Maka Beliau Baginda Nabi berpesan dengan Sabdanya AGAR berhati-hati dengan DUA TANDUK SYETAN.
"Wallohu A'lam Bish Showab"
Komentar
Posting Komentar