Khomeini dan Revolusi Islam Iran


Pada saat umat Islam dan negara2 Islam mengalami kemunduran dan kekalahan dalam jati diri mereka sebagai umat muslim dihadapan penguasa2 dunia yg dikuasai oleh 2 blok Barat dan Timur, dan negara2 Islam terpecah mengikuti 2 blok besar tersebut, dimana blok Barat dipimpin oleh Amerika dan blok Timur dipimpin oleh Uni Sovyet.

Dan Mesir yg merupakan tumpuan kaum muslimin dunia saat itu yg dipimpin oleh Anwar Sadat dalam menghadapi kekejaman Zionis Israel atas penduduk Palestina, tunduk menyerahkan harga diri negara dan agamanya dengan menekan perjanjian damai dengan Zionis Israel, dan mengakibatkan umat Islam telah kehilangan segalanya dihadapan musuh2 Islam.

Maka 40 tahun yg lalu tepatnya tanggal 1 Pebruari 1979, terjadi suatu peristiwa besar yg menggentarkan dunia baik di timur maupun di barat, dan peristiwa yg paling spektakuler pada abad ke 20.

Pada hari tersebut, terjadi suatu Revolusi Islam yg telah mengakhiri kekuasaan monarki absolut dinasti Pahlevi dan juga kekuasaan monarki di bumi Persia (Iran) selama 2500 tahun.

Sebuah negara terkuat nomer 5 di dunia dukungan penuh negara adikuasa Amerika Serikat, yg merupakan satelit utama Amerika di Timur Tengah dan sekutu utama Zionis Israel, berhasil diruntuhkan oleh sebuah Revolusi Islam oleh gelombang kekuatan rakyat (people power) yg digerakkan oleh seorang Faqih, Filosuf dan Revolusioner Agung yg telah menginjak usia tua (77 tahun), yaitu Imam Khomeini ra.

Revolusi Islam Iran ini telah merubah sistem politik dan bentuk negara Iran dr monarki absolut menjadi Republik Islam, merubah negara Iran yg sebelum Revolusi Islam adalah negara sekuler menjadi negara teokratis modern demokratis yg didominasi pemerintahannya oleh Ulama (Mullah).

Maka tidak heran, salah seorang pakar Timur Tengah, Ricard Cottam menyebut Revolusi Islam Iran adalah, "One of the greatest populist explosions ini human history (Salah satu gerakan rakyat terbesar dalam sejarah manusia)."

Itu semua tidak lepas dr sosok agung Imam Khomeini ra yg merupakan pemersatu seluruh rakyat Iran untuk berdiri bersama melawan rezim despotik Syah Iran dan meruntuhkan kekuasaannya, maka itu tidak heran Gus Dur pernah mengucapkan bahwa, "Imam Khomeini adalah Waliyullah terbesar abad ini (abad 20)."

Imam Khomeini bukan saja dikenal sebagai seorang pemimpin yg sangat kharismatik, namun juga dikenal karena kesederhanaannya, hingga rakyat Iran sangat mengagumi beliau dan berdiri di belakang beliau dalam kebijakan Imam Khomeini dengan sistem Wilayatul Faqih yg beliau terapkan dalam model pemerintahan Islam di Iran.

Seorang wartawan muda Amerika sangat tercengang ketika melihat rumah Imam Khomeini di Jamaran Teheran utara. Rumah beliau terdapat di sebuah kampung kecil yg tidak bisa dilewati mobil dan bukan milik pribadi Imam Khomeini, namun rumah kontrakan.

Dr. Amien Rais yg pernah berkunjung ke Teheran dan mampir ke rumah Imam Khomeini (Imam Khomeini wafat pada tahun 1989) pada tahun 1991 sangat kagum dan tercengang, karena rumah Imam Khomeini luasnya tidak lebih dr 100 m2, dan di ruang tamu hanya terdapat sebuah sofa tua tempat beliau menerima para tamu negara. Dan Amien Rais mengatakan bahwa rumah beliau di Jogjakarta masih jauh lebih bagus ketimbang rumah Imam Khomeini, padahal Imam Khomeini adalah pemimpin tertinggi di Iran.

Imam Musa Al-Kadzim as 13 abad yg lalu telah berkata mengenai Imam Khomeini ra...

رجل من اهل قم يدعو الناس إلى الحق، يجتمع معه قوم كزبر الحديد، لا تزلهم الرياح العواصف، و لا يملون من الحرب و لا يجبنون، و على الله يتوكلون و العاقبة للمتقين.

"Seorang laki2 dr Qom (Iran) akan mengajak manusia untuk mengikuti jalan Allah yg benar dan sekelompok orang yg kuat dan tabah akan berkumpul di sekelilingnya yg ibarat potongan2 besi mereka tidak goyah oleh tiupan angin kencang. Mereka tidak takut berperang dan tidak akan letih darinya. Mereka bertawakkal kepada Allah dan hasil yg baik adalah milik orang2 yg bertakwa."
(Biharul Anwar 60/216, hadis ke 37)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjemah Kitab Alala dalam Bahasa Jawa dan Indonesia

Shalawat Badawiyah Kubro (An-Nurooniyah) dan Fadhilahnya

Karomah Habib Abdullah bin Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih Malang