Ciri-Ciri Wahabi menurut Sabda Rasulullah
Oleh Ustadzah Musa Muhammad
Lihatlah fenomena yg paling dikhawatirkan oleh Manusia terbaik Sayyidina Muhammadin صلي الله عليه و سلم…Munculnya orang² muda yg begitu cinta terhadap al Quran, bacaannya bagus, bahkan al Quran dibawa kemana² dalam sakunya, tidak sedikit jg yg hanya ikut²an modal bisa bc tarjamaah berlagak paling faqih bab agama ini, ironis nya suka menuduh dengan tuduhan ahli bid’ah kpda alim / kyai sampai dengan tuduhan syirik dan kafir (Takfir), kalau sudah tidak sependapat dengan kelompoknya, tidak hanya menuduhnya dengan kesyirikan dan kekafiran (takfiri).
Bahkan menghunus pedangnya untuk membunuhnya (atau dengan mengebomnya). Sekalipun yg dibunuh itu saudaranya yg seiman. Dan sekalipun yg dibom itu adalah Masjid.
Ketika Takfir mengalahkan kekuatan Fikir maka masjid berubah dari Takbir kepada Tafjir (pengeboman). Entah akal bodoh mana yg bisa diyakinkan bahwa Syurga ada di atas mayat² muslim yg bergelimpangan.
Sungguh teramat celaka orang yg jual amanah petunjuk, untuk menodai masjid kami.
Rasulullah bersabda :
إن أخوف ما أخاف عليكم رجل قرأ القرآن حتى إذا يت بهجته عليه, وكان ردئا للْإسلام , انسلخ منه ونبذه وراءظهره , وسعى على جاره بالسيف , ورماه بالشرك , قال: قلْت : يا نبي الله , أيهما أولى بالشرك , المرمي أم الرامِي؟
قال: بل الرامي
“Sesungguhnya yg paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal) al Qur’an, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap al Qur’an dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al Qur’an, membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allah, siapakah yg lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yg dituduh?”. Beliau menjawab, “Penuduhnya”.
(Hr Bukhari, Ibnu Hibban, al Bazzar).
Lihatlah ciri-ciri yg dikhawatirkan oleh Nabi صلي الله عليه و سلم:
1. Suka membaca al Quran, (Hatta Idaza ruiyat bahjatuhu alaih).
قوم من أمتي يقرئون القرآن يحسبون لهم وهو عليهم لاتجاوز صلاتهم تراقيهم
“Suatu kaum dari umatku akan keluar membaca al Qur’an, mereka mengira bacaan al Qur’an itu menolong dirinya padahal justru membahayakan dirinya. Shalat mereka tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka.”
(Hr Muslim).
2. Suka membela kebenaran yg diyakinin atas nama Agama. Mereka berkoar-koar dengan kebenaran versinya (Wa kaana rid an lil islam).
3. Mereka suka menuduh kafir (takfiri) atau Syirik kepada keolompok muslimin lainnya baik langsung atau tidak, dengan berbagai gaya bahasanya. (Wa romaahu bis Syirk). Dan Pada akhirnya mereka suka menumpahkan darah muslimin dengan mudah tanpa belas kasih. Suka ngebom di Darus Salam (negeri damai).
4. Dan mereka masih muda² dan suka banget mengucapkan hadits Nabi, seolah dia yg paling tahu hadits² Nabi Muhammad. Namun, Ilmunya dangkal (Hudtsaul asnaan wa sufahaaul Ahlam). Coba lihat hadits ini;
“Akan ada di akhir zaman suatu kaum yg usianya muda, dan pemahamannya dangkal, mereka mengucapkan perkataan manusia yg paling baik (Rasulullah), mereka lepas dari Islam sebagaimana lepasnya anak panah dari busurnya, iman mereka tidak sampai ke tenggorokan..”.
(Hr Bukhari).
Mereka berlindung dengan istilah manhaj salafi, padahal dalam khazanah Islam, selama ini tidak ada yg namanya “MANHAJ SALAFI !!.". Menurut sebagian pakar, istilah ini muncul sebagai “reformasi” di tubuh WAHAB! !! dinisbatkan kepada pendirinya Muhammad bin Abdul Wahhab karena istilah wahabi sendiri sudah memiliki “Cacat & Borok” di awal dakwahnya dan sudah dicap oleh para ulama sunni sebagai aliran yg menyimpang dari mainstream Ahlus Sunnah Wal Jama’ah karena memiliki pemahaman dan penafsiran ajaran Islam al Qur’an dan Sunnah yg banyak berbeda dari mayoritas ulama salaf.
Dan seringkali menganggap pendapatnya yg paling benar, sementara pendapat lainnya dianggap salah, bid'ah, dan lemah.
Di samping itu, wahab! juga gencar meneriakkan tuduhan yg semakin mewabah di penjuru dunia, yaitu wabah takfir (pengkafiran), tabdi’ (pembid’ahan), tasyrik (pemusyrikan) dan tasykik (upaya menanamkan keraguan), serta mengklaim bahwa akidahnya yg paling murni. Untuk mengelabui orang² awam mereka menyiasatinya dengan menamakan kelompoknya sebagai “Salafi”, tujuannya tidak agar dakwah mereka semakin diterima oleh masyarakat luas.
“Mereka mengubah nama wahabi menjadi salafi agar mereka merasa lebih aman dan nyaman dari sorotan masyarakat dalam menyebarkan dakwahnya”. Selain itu, jika kita analisis lebih dalam lagi, sebenarnya konsep manhaj salaf atau madzhab salaf ( menurut gerombolanya ) memiliki kerancuan dan kekeliruan. Sesungguhnya para ulama salaf tidak pernah sama dan satu pandangan dalam memahami berbagai masalah agama yg begitu kompleks.
Mereka tidak pernah berada dalam satu madzhab yg disebut dengan “Manhaj Salaf”. Sebagaimana masyhur adanya, disebut salaf adalah orang² islam yg hidup di tiga abad pertama setelah masa Rasulullah; diawali oleh masa sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in (termasuk di dalamnya para Imam madzhab karena mereka semua hidup di tiga abad pertama).
Mereka semua adalah salaf, tiga abad bukanlah masa yg pendek.
Oleh karena itu, ulama salaf jumlahnya amat banyak ratusan bahkan ribuan mereka tidak pernah bersatu dalam satu madzhab fiqih (pemahaman).
Ketika seseorang mengklaim telah mengikuti salaf, salaf mana yg dimaksud ???
Sampai di sini, tampak jelas bahwa sebenarnya tidak ada masalah dengan arti salafi ini, karena pd dasarnya setiap muslim akan mengakui legalitas kedudukan para sahabat Nabi dan dua generasi umat Islam sesudahnya (tabi’in dan tabi’ut tabi’in). Atau dengan kata lain, seorang muslim manapun sebenarnya adalah pengikut para ulama salaf (salafi), meskipun ia tidak pernah menggembor-gemborkan pengakuan bahwa ia seorang salafi.
Namun demikian, saat ini penggunaan istilah salafi menjadi tercemari, karena istilah salafi saat ini menjadi mengarah pada gerombolan tertentu. Gerombolan ini, baik secara eksplisit maupun implisit, getol melakukan klaim sebagai satu-satunya kelompok salaf yg sebenarnya ajarannya telah banyak diwarnai oleh paham wahabi, yg mereka ini cenderung menyimpang dari ajaran Islam yg dianut oleh mayoritas umat Islam sejak zaman Rasulullah hingga saat ini.
Jadi, solusi untuk bisa selamat dari fitnah mereka :
1. Ngaji sama guru yg bersifat murobbi yg memiliki semangat membimbing dengan lembut bukan dengan caci maki, dan memiliki sanad sampai ke Rasululloh.
2. Kedepankan Adab, unggah ungguh, tawadlu’, kerendahan hati, ojo rumongso pinter lan rumonggso bener (jangan merasa paling pintar dan benar sendiri).
3. Mulailah mengaji kitab-kitab Tauhid, Fiqh, Akhlaq. Kitab ulama² salaf kepada guru² yg menegakkan kelembutan.
4. Terus berdoa, agar dihindarkan dari fitnah akhir Zaman ini:
اللهم إنيْ أعوذ بك من عذاب الْقبر ومن عذاب النارجهنم , ومن فتنة الْمحيا والممات ومن فتنة المسيح الدجال
Allaahumma inni a’uudzubika min'adzaabil qabri wa min'adzaabin naari jahannama wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min fitnatil masiihid dajjaal.
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah almasih Dajjal".
Wallohu a'lam.
Komentar
Posting Komentar