Tuduhan Sesat oleh Wahabi kepada Asy'ariyah dan Maturidiyah
Wahabi merupakan kelompok yang sangat anti dengan Aswaja-Sunni dan lebih-lebih terhadap Syiah. Kebencian Wahabi terhadap Sunni dilampiaskan dengan menuduh Sunni sebagai pengikut sesat akidah Asy'ariyah dan Maturidiyah. Tidak henti-hentinya tokoh Wahabi-Indo memprovokasi dan menebar fitnah diberbagai media. Kebencian Wahabi-Indo terhadap Sunni ini terinspirasi oleh tokoh-tokoh mereka yaitu Wahabi-Saudi yang sangat membenci pengikut Asy'ariyah dan Maturidiyah. Praktik tarekat tasawuf yang diakui oleh Asy'ariyah dan Maturidiyah juga tidak luput dari tuduhan mereka yakni tarekat yang menyesatkan karena lebih memuliakan wali daripada nabi.
Diantara tokoh Wahabi-Saudi yang menginspirasi Wahabi-Indo untuk membenci pengikut Asy'ariyah dan Maturidiyah yaitu:
1. Muhammad bin Shalih al-Utsaimin.
Utsaimin berkata: Asya’irah (Asy’ariyah), Maturidiyah dan yang semisal mereka bukanlah Ahlus Sunnah wal Jamaah.
2. Ahmad bin Yahya an-Najmi
Menurutnya, pendapat yang benar bahwa Asy’ariyah dan Maturidiyah termasuk kelompok ahlul bid’ah, tidak boleh seorang pun menyatakan Asy’ariyah adalah Ahlus Sunnah. Barang siapa yang menyatakan dua kelompok ini Ahlus Sunnah wal Jamaah berarti telah menjerumuskan dirinya dalam kesalahan fatal dan bahaya yang besar. (at-Ta’kid hlm. 7)
3. Shalih al-Fauzan
Shalih Fauzan ditanya: Apakah Asy’ariyah dan Maturidiyah termasuk Ahlus Sunnah? Ia menjawab: Mereka tidak teranggap sebagai Ahlus Sunnah. Tidak ada seorang pun yang menggolongkan mereka ke dalam Ahlus Sunnah wal Jamaah. Mereka memang menamakan diri mereka termasuk Ahlus Sunnah akan tetapi mereka bukanlah Ahlus Sunnah.” (Lihat Ta’kid Musallamat Salafiyah, hlm. 19—30)
Benarkah pernyataan tokoh-tokoh Wahabi diatas? Sangat tidak benar dan hal ini merupakan kedustaan yang sangat besar, dengan alasan:
1. Akidah Asy'ariyah merupakan akidah mayoritas umat Islam yang disebut Assawadul A'dzam. Sekte mayoritas umat Islam adalah Sunni yang berarti secara otomatis berakidah sebagaimana yang dikonsepsikan oleh Imam Abul Hasan Al-Asy'ari dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi. Selebihnya, minoritas sekte umat Islam yaitu Wahabi, Syiah dan Ahmadiyah.
Akidah Asy'ariyah dan Maturidiyah memahami sifat Allah dengan konsep sifat 20. Hal ini sebagai pengingkaran atas akidah Wahabi yang membagi tauhid menjadi tiga yaitu trinitas tauhid berupa tauhid uluhiyah, rububiyah dan aswa wa sifat. Misi dari tauhid model trinitas tauhid Wahabi adalah mengkafirkan dan memusyrikkan umat Islam yang tidak sepakat dengan tauhid semacam ini.
2. Seluruh Imam madzhab dan ulama Sunni berakidah Asy'ariyah dan Maturidiyah.
Imam Ibnu Hajar Al-Haitami (w : 973 H) dalam kitab Az-Zawajir ‘an Iqtirofil Kabair hlm. 82 mendefinisikan Aswaja sebagai berikut :
المراد بالسنة ما عليه إماما أهل السنة والجماعة الشيخ أبو الحسن الأشعري و أبو منصور الماتريدي
Yang dimaksud dengan Ahlussunnah adalah yang dianut oleh dua Imam Ahlussunnah wal Jamaa’ah yaitu Syeikh Abul Hasan Al-Asy’ari dan Abu Manshur Al-Maturidi.
Imam Al-Murtadha Az-Zabidi (w. 1205 H) dalam kitab Ittihafussa'adah Al-Muttaqin juz 2 hal. 6 menyatakan :
إذا أطلق أهل السنة والجماعة فالمراد بهم الأشاعرة والماتريدية
Jika disebut Ahlussunnah wal Jama’ah secara mutlak maka yang dimaksud adalah kaum Asy’ari dan kaum Maturidi.
Semua ulama dan fuqaha madzhab fikih Hanafi mengikuti madzhab akidah Maturidi karena Imam Abu Manshur Al-Maturidi menghimpun ajaran akidah Imam Abu Hanifah dalam madzhab akidah Maturidiyah yang dibangunnya.
Dan semua ulama dan fuqaha madzhab fikih Maliki dan Syafi’i, serta sebagian ulama dan fuqaha madzhab fikih Hanbali mengikuti Madzhab Aqidah Asy’ari, karena Imam Abul Hasan Al-Asy’ari menghimpun ajaran akidah Imam Malik, Syafi’i dan Ahmad dalam madzhab Aqidah Asy’ariyyah yang dibangunnya.
Para ulama yang berakidah Asy’ariyah di atas ini menurut Wahabi sesat dan kafir, karena akidah adalah perkara ushul (pokok) dalam agama yang bisa membuat seseorang itu keluar dari Islam. Ulama-ulama diatas adalah ulama yang ahli dalam bidang nya, diantaranya ada ahli tafsir, tarekat sufiyah, ahli fikih, dan sebagian ulama yang berakidah Asy’ariyah diatas adalah juga para ahli Hadits.
Wahabi kerap mengatakan kami adalah pengikut mazhab ahli hadits, tetapi anehnya ulama-ulama yang mereka vonis sesat dan kafir ini sering kali dinukil pendapatnya sebagai hujjah mereka, terutama Ulama Ahli Hadits seperti Al-Hafidz Ibn Hajar, Imam Al-Hafidz Al-Baihaqi, Al-Hafidz Al-Khatib Al-Baghdadi, Qadhi Iyadh, Imam An-Nawawi dan lain-lain.
Sungguh aneh tapi nyata, perkataan ahli hadits dijadikan hujjah tetapi ulama tersebut divonis sesat oleh Wahabi. Kitabnya disyarah tetapi pengarangnya dikafirkan. Adakah orang yang akan percaya dengan ucapan sekelompok orang yang mengaku-aku mengikuti manhaj para imam ahli hadits dan ahlus sunnah tapi akidah para imam tersebut divonis sesat?
Dan yang lebih parah, setelah memvonis ulama pengikut Asy'ariyah dan Maturidiyah sebagai kelompok sesat, Wahabi tidak segan-segan untuk merubah, menambahi dan mengurangi isi kitab karya ulama Aswaja-Sunni sesuai dengan selera mereka. Kitab Sunni diubah agar sesuai dengan citarasa Wahabi.
3. Madzhab yang dipakai oleh Kampus Aswaja Sunni terbesar sedunia yakni Al-Azhar adalah madzhab Asy'ariyah dan Maturidiyah.
Syeikh Al-Azhar, Dr. Ahmad Tayyib, menyatakan: Akidah Al-Azhar mengikuti akidah Imam Al-Asy’ari dan Imam Al-Maturidi, berfikih dengan fikih madzhab empat dan bertasawuf dengan tasawuf Imam Al-Junaid.
Universitas Al-Azhar, sebagai lembaga rujukan Ahlussunnah Wal Jamaah seluruh dunia, tidak mengakui adanya akidah tauhid Wahabi kecuali akidah Asy’ariyah dan Maturidiyah. Artinya, Al-Azhar tidak menganggap akidah Salafi Wahabi yang dipelopori oleh Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab sebagai bagian dari akidah Ahlussunnah Wal Jamaah. Sikap ini kembali ditegaskan dalam muktamar Ahlussunnah yang diadakan di Grozny, Chechnya pada Agustus 2016.
Dalam muktamar yang bertema "Man Hum Ahlussunnah Wal Jamaah” (Siapa Ahlusunnah Wal Jamaah?) dan dihadiri oleh Syaikhul Azhar Dr. Muhammad Tayyib dan para ulama yang lain itu dinyatakan kembali bahwa Ahlussunnah Wal Jamaah adalah penganut Asy’ariyah dan Maturidiyah dalam akidah, pengikut madzhab empat dalam fikih dan penganut tasawuf yang bersih dalam segi ilmu, akhlak dan tazkiyah. Ini adalah kenyataan yang tak terbantahkan dan patut disyukuri bahwa sampai saat ini kita masih tetap menjadi bagian dari kalangan Ahlussunnah Wal Jamaah yang merupakan golongan Al-Sawadul A’zham atau kelompok mayoritas umat Islam.
4. Akidah Asy'ariyah dan Maturidiyah adalah akidah yang moderat dan toleran.
Akidahnya moderat dan toleran karena mampu mendialogkan antara peran wahyu dan akal sehingga tidak tekstual dan liberal. Sumber hukum akidah Asy'ari dan Maturidi adalah Al-Qur'an, Hadits, Ijma'dan Qiyas. Hal ini berbeda dengan akidah Wahabi yang bersifat tekstual karena hanya terfokus pada Al-Qur'an dan Hadits. Peran akal tidak berfungsi sehingga sangat menuhankan teks. Apa yang keluar dari teks berarti itulah kebenaran yang tidak bolej diganggu gugat tidak peduli sesuai nalar atau tidak.
Akidah Wahabi tidak mengenal pluralitas dan toleransi. Memahami penafsiran hanya dalam satu wajah sehingga siapa yang berbeda penafsiran dengan kelompoknya dianggap sesat, kafir dan musyrik. Memonopoli ayat suci sesuai dengan kepentingannya. Apa yang dipahami dianggap sebagai kebenaran yanh absolut karena penafsiran kelompoknya mereka anggap sebagaimana kebenaran Al-Qur'an.
Assalamu 'alaikum warahmatullah wa barokatuh
BalasHapusafwan
sekedar info
* Asy ariyah Katanya Sahabat Nabi ? Dari Quraisy ? dan Syafi'iyah ? Sunni Dan Salafy pengikut salaf dan sebaik baik salaf bagi fatimah adalah rosulullah sholallahu alaihi wa sallam sendiri.
* Ulama Sunnah Kalangan Salaf Tak ada Yang Memahami Agama dan Ayat Mutasyabihat Dengan Rasio Akal Filsafat.
Lantas ?! Kenapa Justru Memakainya ?! Bawakan Bukti Dalil dan Hujjah jika Di atas Al Haq
itu saja dulu
Hadahullahulahum
barokallahufiik